Thursday, January 21, 2016

Sebatas Punggung

Gambar dipinjam dari sini

Selamat malam!

Sudah pernah nonton film Rectoverso? Saya sudah. Mungkin ada yang belum tahu kalau film ini termasuk jenis film omnibus--film yang memiliki beberapa cerita yang digabung menjadi satu. Dan di antara saya dan teman-teman saya yang kala itu menonton filmnya bersama, hanya saya yang berkaca-kaca sambil bilang, "filmnya bagus", hingga lagi-lagi mereka bilang selera saya anomali. :'))

Bukan, bukan karena memang saya baru membaca bukunya setelah menonton filmnya, karena memang seringkali buku yang difilmkan membuat kecewa para pembacanya. Pun bukan karena saya fans berat aktor, akrtis, sutradara atau penulisnya (eh tapi kalau Dee mah saya memang ngefans banget).

Sebenarnya saya hanya punya satu alasan mengapa saya suka sekali film ini yaitu saya suka sekali dengan segmen Hanya Isyarat, kisah favorit saya baik di buku maupun filmnya. Lebih spesifik lagi, saya suka sekali pada satu scene yang tidak bosan saya putar berulang-ulang.

Entah mengapa saya mudah sekali dibuat sedu sedan (kalau lagi PMS) atau paling normal peluk guling erat-erat sambil merengut tiap kali memutar scene ketika Al menceritakan ini di samping Raga, yang selama ini hanya berani ia kagumi sebatas punggungnya dan hanya berani ia lihat dari jauh.

***

"Aku mulai berkisah, tentang satu sahabatku yang lahir di negeri orang lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya itu yang mampu ibunya beli. Sahabatku pun beranjak besar tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada paha, dada, atau sayap. Punggung menjadi satu-satunya definisi yang ia punya tentang ayam.

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa."

2 comments:

  1. mba kayanya kita tipikal sejenis yang menyukai kalimat2 ini. matter juga buat aku soalnya :" #eh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asiik, ada temen yang sehati hihi. Mbak artis yang jadi Al denger-denger orang teater, ga heran adegannya makin makin yaa Fit.

      Delete