Wednesday, January 27, 2016

Observation


Saya mencatat list ini (and the list just keeps getting longer) di dua lembar terakhir buku agenda saya sejak semasa saya masih tinggal di Jogja. Awalnya saya berpikir bahwa catatan ini akan menjadi sekedar konsumsi pribadi, rahasia. Jadi mohon maklum ya kalau istilah yang saya pakai suka-suka saya banget :D

Rahasia yang nggak bertahan lama, karena hari ini saya bosan memosting tulisan absurd dan kurang penting untuk memenuhi challenge menulis 30 hari yang saya ikuti hihi maafkan ya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, saya ingin share sedikit tentang hobi rahasia saya ini.  

Sejujurnya saya punya ketertarikan khusus dengan psikologi, hingga punya beberapa teman baik mahasiswi/mahasiswa psikologi (termasuk adik saya) yang seru sekali diajak diskusi. Saya selalu tertarik dengan sudut pandang mereka tentang perilaku manusia. Bahwa semua itu bisa diobservasi, dianalisis. Sekecil apapun.

Saya juga percaya jika lingkungan tempat kita berada sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian kita sekarang. Jika dianalogikan ibarat sabda Rasulullah, "Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya."

Memang setiap manusia pun tidak ada yang sempurna. Pun saya dan teman-teman dekat saya yang saya catat nama dan sifat baiknya ini. Tapi saya ingin sekali selalu mengingat wangi mereka dan menempelkan badan saya agar ketularan wanginya. Saya berusaha untuk mengamati, mengingat-ngingat, dan kemudian mencatat sifat-sifat baik dan menyenangkan yang mereka miliki.

Tidak jarang catatan kecil ini menjadi pegangan saya, seperti ketika sedang grogi dan panik, saya ingat teman saya yang selalu percaya diri dalam keadaan apapun. Saya membayangkannya di posisi saya saat itu dan apa yang akan dia lakukan agar semua dapat berjalan dengan baik. Juga hal-hal kecil seperti ketika saya sedang malas merapikan kamar, saya ingat teman saya yang kamarnya selalu dalam keadaan rapi dan betapa produktifnya dia dengan kamar rapinya itu. Kemudian ketika saya ingin mengeluh dan ingat teman saya yang saya perhatikan dalam keadaan sesulit apapun masih bisa tersenyum bahkan bercanda, saya mencoba membayangkan isi kepalanya dan kemungkinan-kemungkinan baik yang sedang ia pikirkan ketika ia mengalami hal tersebut.

Dan kalau ditanya kenapa saya hanya mencatat sifat baik, saya rasa jika saya menulis sifat yang menyebalkan tidak ada gunanya karena hanya akan membuat saya kesal tiap kali membacanya haha. Dengan menulis yang baik-baik, saya akan tambah sayang pada mereka. Mereka yang pastinya dengan sifat baiknya, sudah banyak berbuat baik kepada saya dan tanpa mereka sadari sudah mengajarkan saya banyak hal baik untuk saya teladani. Terima kasih ya teman-teman yang namanya saya sensor tadi. Saya bersyukur sekali mengenal baik kalian yang baik-baik (tetot! mengulang kata baik) hihi. Terima kasih sudah pakai minyak wangi dan mau berbagi wanginya :)

Monday, January 25, 2016

Surat Cinta


Kami adalah ratusan saudara kembar yang akur dan baik
Memang bukan kembar identik
Namun serupa dan sama-sama cantik

Masing-masing kami punya cerita berbeda dan daya magis
Diciptakan dari hati lugu nan tulus seorang gadis
Yang ditulisnya sambil tersenyum dan kadang pula menangis

Tahukah kamu kalau kami anak rumahan yang romantis
Betah tinggal di laci meja diletakkan bertumpuk seakan berbaris
Dan tidak pernah pergi sejak awal selesai ditulis

Sunday, January 24, 2016

Mood Boosters

  1. Dapat duduk dekat jendela, jendelanya besar dan mudah dijangkau karena nggak terlalu tinggi
  2. Pengamen yang suaranya merdu di bis patas AC atau warung makan pinggir jalan
  3. Anak perempuan yang rambutnya lurus dan berponi, anak laki-laki yang lagi senyum malu-malu
  4. Nyolong waktu jam kerja pura-pura cari referensi buka airbnb, trulia dkk cuma buat cuci mata lihat interior rumah yang bagus-bagus
  5. Sprei/baju tidur yang bersih dan wangi laundry
  6. Bayangin kejadian lucu
  7. Dapat kado handmade, surat/kartu pos yang ditulis pakai tulisan tangan
  8. Berkhayal lalu dicatat atau digambar di kertas
  9. Unexpectedly dapat gratisan atau traktiran ;p
  10. Minum kopi dingin yang ada campuran susunya dan rasanya manis
  11. Nggak sengaja nemu barang yang udah lama hilang
  12. Plat mobil unik yang bisa dibaca jadi kata
  13. Perasaan puas setelah namatin buku/film/TV series bagus
  14. Di-notice sama orang yang lagi ditaksir
  15. Supir ojek atau taksi yang seru diajak ngobrol
  16. Didoain dapat jodoh yang baik
  17. Open conversation sama stranger yang ternyata sangat ramah dan enak diajak ngobrol
  18. Joke absurd
  19. Nyiram tanaman
  20. Makan coklat batangan, mie yamin pangsit goreng, french fries, dan makanan enak lainnya
  21. Nyoba sesuatu untuk pertama kalinya
  22. Main The Sims
  23. Lampu oren di taman atau halaman rumah pinggir jalan
  24. Jalan kaki atau sepedahan santai sore-sore sambil lihat kanan kiri
  25. Having a deep conversation lalu terinspirasi
  26. Ngerjain sesuatu dengan sungguh-sungguh lalu diapresiasi
  27. Setel mp3 sambil mandi sambil sing along
  28. Nonton acara social experiment yang nampilin orang baik yang peduli dan jujur
  29. Bapak dan Mama lagi ledek-ledekan
  30. Binar mata orang yang bilang makasih dengan tulus karena merasa terbantu
--
20:55 WIB / Bis Primajasa
ditulis dalam perjalanan Bekasi - Bandung

Saturday, January 23, 2016

Wishlist

Mini Cooper
Pic source: here

Baby Grand Piano
Pic source: here

Rooftop Garden
Pic source: here

Jacuzzi
Pic source: here

Massage Chair (includes the guy? ;p)
Pic source: here

Daydreaming is fun. Daydreaming is fancy. Daydreaming is free.

Friday, January 22, 2016

Unsubscribe


She: You stopped loving me. Why?
He: Why are you asking? You just unsubscribed my love.

Thursday, January 21, 2016

Sebatas Punggung

Gambar dipinjam dari sini

Selamat malam!

Sudah pernah nonton film Rectoverso? Saya sudah. Mungkin ada yang belum tahu kalau film ini termasuk jenis film omnibus--film yang memiliki beberapa cerita yang digabung menjadi satu. Dan di antara saya dan teman-teman saya yang kala itu menonton filmnya bersama, hanya saya yang berkaca-kaca sambil bilang, "filmnya bagus", hingga lagi-lagi mereka bilang selera saya anomali. :'))

Bukan, bukan karena memang saya baru membaca bukunya setelah menonton filmnya, karena memang seringkali buku yang difilmkan membuat kecewa para pembacanya. Pun bukan karena saya fans berat aktor, akrtis, sutradara atau penulisnya (eh tapi kalau Dee mah saya memang ngefans banget).

Sebenarnya saya hanya punya satu alasan mengapa saya suka sekali film ini yaitu saya suka sekali dengan segmen Hanya Isyarat, kisah favorit saya baik di buku maupun filmnya. Lebih spesifik lagi, saya suka sekali pada satu scene yang tidak bosan saya putar berulang-ulang.

Entah mengapa saya mudah sekali dibuat sedu sedan (kalau lagi PMS) atau paling normal peluk guling erat-erat sambil merengut tiap kali memutar scene ketika Al menceritakan ini di samping Raga, yang selama ini hanya berani ia kagumi sebatas punggungnya dan hanya berani ia lihat dari jauh.

***

"Aku mulai berkisah, tentang satu sahabatku yang lahir di negeri orang lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya itu yang mampu ibunya beli. Sahabatku pun beranjak besar tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada paha, dada, atau sayap. Punggung menjadi satu-satunya definisi yang ia punya tentang ayam.

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa."

Wednesday, January 20, 2016

Mewarnai

Cita-cita saya ingin menjadi seperti Pablo Picasso

Kabarnya mewarnai gambar sekarang jadi tren baru penghilang stres ya?
Iyaaa tren di kalangan orang dewasa.
Ah jadi pingin nyoba.
Tapi kan nggak punya buku mewarnai.
Yaudah corat coret aja deh.
Abis itu gambarnya diwarnain.
Abis itu...
Eh?
Loh?
Loh?
Stresnya kemana?
Kok hilang?
Waaah ajaib!
Asyik!!

Tuesday, January 19, 2016

Free


"I'm free, I think. I shut my eyes and think hard and deep about how free I am, but I can't really understand what it means. All I know is I'm totally alone. All alone in an unfamiliar place, like some solitary explorer who's lost his compass and his map. Is this what it means to be free? I don't know, and I give up thinking about it."

— Haruki Murakami (Kafka on The Shore)

***

"Mama, Gita kerja di Bandung boleh?"
"Mau pergi lagi, Mbak? Di sana tinggal sama siapa? Ada temen?"
"Ngekos aja, kayak di Jogja dulu. Kalau temen kan nanti tinggal dicari."
"Kenapa nggak cari kerja di Jakarta aja? Bisa pulang tiap hari. Temenin Mama sama Bapak di rumah."
"Mumpung masih muda, Ma. Pingin ngerasain tinggal di Bandung. Sejuk, kerjaannya juga sesuai sama passion Gita. Boleh ya?"

***

"Mama, Gita kangen rumah deh."
"Kenapa? Pulang kantor trus kesepian lagi ya?"
"Hehehe, iya."

Sunday, January 17, 2016

Wedding Invitation

Haiyaa!
Saya bersyukur challenge menulis blog ini tidak bertema, jadi di tengah kantuk dalam perjalanan delapan jam ini saya memilih untuk membuat post portofolio saja haha.

Senang dengan segala hal yang berkaitan dengan pernikahan membuat saya makin senang ketika salah seorang sahabat saya, Esti, mempercayakan desain undangannya untuk saya kerjakan. Rasa bahagianya bukan double lagi, tapi triple: sahabat kesayangan saya akhirnya menikah, saya bisa desain undangannya sebagai kado pernikahan dari saya, dan dia (dan suaminya yang juga teman saya) puas dan suka dengan hasilnya :")

Meski bukan lulusan sekolah desain dan dengan skill desain yang terbatas, saya selalu percaya bahwa apapun yang dibuat dengan hati akan sampai ke hati juga.



Kemudian, taraaa! Ini foto penampakan setelah undangan dicetak...


Saturday, January 16, 2016

Pulang

Ki-ka: Novel Pulang-nya Tere Liye; Eiji, anak si ibu sebelah yang senang difoto; Lirik lagu Pulang Float yang ngawur di mp3 handphone saya

"Karena pulang adalah kapanpun kau kembali ke tempat yang kau anggap rumah."

Saya selalu menganggap Jogja sebagai rumah.

Sejak bapak ibu tetangga tiap kali melihat saya beredar di lingkungan rumah (pemandangan yang langka) menyapa dengan sapaan default, "Lagi liburan, Gita? Kapan balik lagi ke Jogja?" meski saya sudah lulus kuliah.

Sejak keluarga besar yang saya temui di acara keluarga biasa berseru, "Apa kabar nih orang Jogja?" ketika saya datang.

Sejak banyak teman yang saya anggap sudah seperti keluarga yang (masih/sesekali) tinggal dan bisa saya temui di banyak sudut kota Jogja.

Sungguh, saya sayang sekali sama Jogja.
Ah, jadi susah tidur saking senangnya.

--
01:55 WIB / Kereta Lodaya Malam
ditulis dalam perjalanan Bandung - Yogyakarta

Friday, January 15, 2016

Seenggaknya

Hore tangan saya masuk youtube *norak*

P.S: Tadi dikirimin screenshot ini sama temen, trus baru sadar muka saya nggak kelihatan sama sekali padahal waktu itu takenya berkali-kali dan muka sempet dibedakin sama mbak-mbak kru video makernya haha tapi lumayanlah tangan saya tetep kelihatan hahaha. Sorry for the spam, seharian ini lagi kejar deadline mingguan di kantor dan bakal semalaman di kereta Bandung - Jogja yang mana dikhawatirkan koneksi internet dan mood unpredictable tapi kalau saya skip post hari ini nanti kena punishment jadi yaaa :*

Thursday, January 14, 2016

Nguping Kantor

Divisi IT kantor saya

Terinspirasi dari ngupingjakarta, semoga blog post kali ini nggak garing-garing amat.
Bismillah.

Karena terlalu dekat dan polisi tidur yang banyak itu nggak asyik.
A: Kenapa kepingin pindah kosan?
B: Soalnya kedeketan. Kamu kenapa kemarin pindah?
A: Soalnya di kosan lama banyak polisi tidurnya.

Nggak ada gunanya mencintai yang sudah laku :'(
A: Itu gpp tombol gambar hatinya (favorit) dihilangin kalau udah terjual?
B: Gpp, buat apa mencintai yang udah laku?
A: Hm bisa bisa... *lalu baper*

Jangan makan Chuba nanti kamu dipanggil Chubhabhoy.
A: Jangan panggil dia (sebut nama), panggil Chubaboy.
B: Haha kenapa gitu?
A: Soalnya tiap hari dia ngemil keripik Chuba.
B: Oke Cubaboy.
A: H-nya jangan ketinggalan. Chubaboy.
B: Oke Chubhabhoy.

Mau jujur kenal di Tinder tapi malu lagi banyak orang.
CEO: Kamu kenal sama X (calon karyawan yang baru diinterview) dimana?
A: Eh *panik* *jujur enggak jujur enggak* temennya temen, Ko.
CEO: Oh, waktu di Jakarta? *muka curiga*
A: I.. iya.

Trus kalau suka sama cowoknya kenapa nggak boleh hah?!

A: Kenapa bahasa di hp diset Korea?
B (cowok): Suka aja sama negaranya.
A: Oh kirain suka cowoknya.
B: Suka ceweknya juga kok.
A: Berarti cowoknya juga?

Wednesday, January 13, 2016

Surat untuk Anak Perempuan Ibu

Gambar pinjam dari sini

Halo, Nak!

Ibu tidak tahu kelak kamu akan lahir ke dunia ini atau tidak. Satu rahasia Ibu sejak sebelum kamu lahir: Ibu selalu ingin punya anak perempuan. Ibu memang tidak bisa mendikte Tuhan untuk meminta kamu, tapi tidak ada salahnya bukan berangan-angan? Kamu tahu tidak, dari dulu Ibu selalu suka anak-anak perempuan. Ibu punya banyak sahabat perempuan yang baik. Ibu sayang sepupu-sepupu perempuan Ibu. Ibu bangga menjadi perempuan yang bisa berkuliah dan bekerja di antara teman-teman di lingkungan Ibu yang mayoritas laki-laki. Jika kamu sudah besar nanti, kamu akan tahu betapa keren dan menyenangkannya menjadi perempuan.

Nak,
Ibu menulis surat ini bukan karena saat ini Ibu sedang hamil. Bukan karena belum dikasih hamil sama Tuhan, tapi karena memang belum menikah saja. Bahkan mungkin Ibu belum ketemu sama ayahmu, tapi mungkin juga sudah. Yang pasti ketika kamu membaca ini, Ibu dan kamu pasti sudah tahu jawabannya. Pun Ibu yakin, rasa sayang Ayah kepadamu tidak lebih dan tidak kurang sama seperti Ibu. Percayalah bahwa kami akan selalu menyayangimu sepenuh hati.

Nak,
Ibu berdoa semoga kamu tumbuh menjadi anak yang ceria. Ceria karena hidupmu bahagia. Jika hidup kita buruk sekali pun (semoga tidak, ya), Ibu tidak akan membiarkanmu mengalami trauma masa kecil. Ketika kamu sedang bersedih, Ibu akan berusaha menghibur dan memelukmu. Ibu berjanji akan selalu menjagamu. 
Ibu akan mengajarkan dan mengajakmu melakukan banyak hal untuk mengasah semua panca inderamu. Ibu akan berusaha menjadi pendengar yang setia untuk semua ocehan lucumu. Saat kamu membaca surat ini, mesin pencari online sudah semakin canggih, bukan? Karena Ibu akan berusaha mencari tahu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan cerdasmu. Ibu akan belajar ilmu mendidik anak yang baik dari buku-buku yang akan Ibu beli di toko buku, artikel-artikel yang akan Ibu cari di internet, dan belajar dari eyang-eyangmu, serta teman-teman Ibu yang sudah punya anak lebih dulu. Ibu berjanji akan berusaha menjadi manusia yang lebih baik demi kamu. 
Ibu jauh dari sempurna, jadi jangan sungkan ingatkan Ibu kalau kamu merasa apa yang Ibu lakukan kurang tepat. Semoga nanti kamu bisa selalu merasa aman dan nyaman untuk terbuka sama Ibu. Nanti kita juga sering-sering diskusi yang sehat, ya.

Nak,
jika kamu punya masalah, cobalah selesaikan sendiri dulu. Namun, jika terasa berat dan benar-benar butuh bantuan, bilang ya sama Ibu. Nanti kita cari jalan keluarnya bersama.
Jika kamu punya mimpi, kejar dan raihlah. Selama itu baik bagimu, Ibu pasti akan mendukungmu. Bagi cerita mimpi-mimpimu dengan Ibu. Nanti kita catat di kertas dengan spidol tebal atau crayon warna favoritmu, lalu kita tempel di dinding kamarmu untuk kamu baca selalu.
Meski Ibu suka cerita Cinderella dan teman-temannya dan Ibu yakin kamu juga akan suka, namun Ibu akan selalu mengingatkan, ibu peri itu adalah diri kita sendiri. Kita di masa depan adalah apa yang kita tanam dari sekarang.

Nak,
Ibu akan mengajarkanmu untuk mencintai hidup agar kamu banyak bersyukur. Ibu akan meyakinkanmu untuk mencintai diri kamu apa adanya. Tidak apa-apa jika kamu berbeda. Menjadi unik itu keren, tidak ada yang salah dengan itu. Asalkan, kamu tetap menjadi anak yang baik dan tidak merugikan orang lain. Bagaimana pun wajah dan ragamu nanti, bersyukurlah, bersyukurlah karena kamu punya Ibu yang akan selalu menyayangimu dan tidak lelah memujimu cantik. Percayalah, kamu cantik, kamu menarik, kamu berharga, kamu bidadari. Bidadari nomor satu kesayangan Ayah dan Ibu.
Dari Ayah dan Ibu sudah, sekarang giliranmu, jangan lupa selalu sayangi dan hargai dirimu sendiri. Lakukan secukupnya, jangan kurang dan tidak usah berlebihan. Mungkin tidak mudah dan akan butuh waktu, tapi pasti bisa kok kalau sering latihan. :)

Nak,
Ibu tidak akan memaksamu untuk menjadi apa yang Ibu inginkan. Ibu tidak suka dipaksa, Ibu yakin tidak ada orang yang senang dipaksa, maka Ibu tidak akan melakukannya. Kamu suka musik? Berlatihlah. Kamu suka menari? Menarilah. Kamu suka matematika? Berhitunglah. Ibu tidak akan bersusah payah mengubahnya karena minat dan bakatmu bukan tanah liat. Ibu hanya akan mendidikmu untuk menjadi pribadi yang genuine. Ibu akan membantumu sebaik mungkin untuk menggali potensi yang kamu punya. Ibu percaya bahwa apapun yang kamu lakukan, jalan apapun yang kamu ambil, jika kamu yakin dan bersungguh-sungguh, kamu akan berhasil di bidang yang kamu cintai. Belajar tegaslah dalam memilih jalan hidupmu. Pilih pergaulan yang baik. Sayangi dirimu sendiri, keluarga, dan juga Tuhanmu. Jika semua sudah kamu penuhi, kelak Ibu percaya kamu akan jadi seseorang yang bersinar di masa depan.

Nak,
sejak kamu kecil Ibu akan mengenalkanmu pada Tuhan. Tidak usah jadi fanatik. Lakukan segala sesuatu dengan hatimu. Ibu akan berusaha mengenalkan-Nya hingga sampai ke hatimu. Ibu juga masih perlu banyak belajar mengenal-Nya lebih dalam. Ibu akan terus belajar. Ibu butuh belajar agar kamu juga tidak tersesat nantinya. Kita belajar bersama, ya.

Nak,
jadilah anak yang tulus. Berbuat baiklah karena memang hatimu berkata demikian. Sayangi orang-orang yang berada di sekitarmu. Lakukan apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu, gunakan itu dalam bermasyarakat. Meski tidak harus selalu mengalah, sesekali cobalah berpikir menggunakan kacamata orang lain. Tanamkan dalam pikiranmu bahwa memandang orang lain lebih rendah, sama sekali tidak akan menjadikanmu orang yang lebih hebat darinya, justru sebaliknya. Jadilah anak yang baik dan santun, Nak. Jadilah anak Ibu yang berhati emas.

Nak,
jadilah anak yang berkepribadian lembut dan halus. Dalam berperilaku, bertutur kata. Juga jadilah anak yang jujur, tegas, dan berani. Dalam mengambil keputusan, ketika diperlakukan tidak adil. Karena, Ibu mungkin tidak selalu ada di sampingmu 24 jam setiap harinya. Jangan sungkan bercerita apa pun dengan Ibu, ibumu ini manusia fleksibel yang bisa berubah-ubah jadi seorang ibu, teman, sahabat, bahkan kekasih (yang mungkin akan kamu butuhkan di waktu dewasamu nanti). Dua hal yang harus kamu ingat: 1) Ibumu ini bukan hakim; 2) Ibumu juga manusia biasa yang pernah muda. 

Nak,
sesungguhnya masih banyak yang ingin Ibu bagikan kepadamu, tapi biar Ibu simpan dulu ya hingga saatnya kita bertemu di dunia yang indah ini dan kamu mendengarnya langsung dari mulut Ibu. Saat ini mungkin kamu masih melayang-layang di surga. Mungkin juga konsepmu masih dirundingkan oleh Tuhan. Mungkin di atas sana, Tuhan dan krunya sedang merapatkan rencana warna kulitmu, jumlah tahi lalatmu, bakat alamimu. Tidak apa-apa, lahir atau tidak kamu nanti, Ibu akan selalu menyayangimu. Sampai jumpa, anakku sayang!

Peluk dan cium.

Ibumu,
Gita

Monday, January 11, 2016

Saya dan Tompel

#NowPlaying Buaian - Danilla Riyadi

Seorang anak berbaju seragam TK tertawa ketika melihat saya yang kala itu sedang mengantri di toilet mall. Ia tertawa sambil berseru, "Tompel! Tompel! Hahaha". Saya ikut tertawa. Sepertinya ibunya sedang ada di dalam. Dua orang gadis cantik memandang saya iba, dia kira ada hati yang terluka mendengarnya. Tidak, tidak sama sekali, anak itu masih kecil dan setidaknya saya bisa membuatnya tertawa.

"Salep yang Ibu kasih kemarin rutin dipakai kan? Gimana? Sudah pudar tompelnya?", suara Ibu di telepon membuyarkan lamunan saya. "Ibu lihat sendiri aja ya, bulan depan Nia pulang." "Tapi dipakai kan? Ingat umurmu sudah 27, mbok lebih peduli sama penampilan. Sekali-kali ndak apalah tabunganmu disisihkan sedikit buat ke dokter. Pelit banget sih anak Ibu yang manis ini. Ndak kasihan kamu lihat Ibu ndak sabar kepingin cepet-cepat gendong cucu?" "Iya nanti kalau Nia sempat ya, Bu" "Yo wis, jangan lupa dipakai yang rajin salep dari Ibu, ya nduk?" "Nggih, Bu" Lagi-lagi saya berbohong, saya tidak suka pakai salep. Gatal.

Pria bermotor vespa biru menjemput saya di depan kantor. "Maaf menunggu lama, tadi ada urusan sebentar", ujar saya dengan senyum kikuk. "Oh iya, nggak apa-apa kok... (ada jeda sekitar 7 detik) Yuk naik", katanya. Dalam jedanya anak teman Ibu itu memerhatikan lamat-lamat pipi saya. Ah, Ibu pasti mengirim foto buram saya ke temannya agar anaknya itu mau dijodohkan. Dasar Ibu!

***

Setiap waktu saya bercermin, tompel suka melihat saya sambil tersenyum. Tapi entah karena angin apa, kali ini ia membisikkan sesuatu. Ia bilang, "Saya sengaja nempel di pipi kamu, biar kamu nggak kesepian, biar kamu bisa bermain sama saya," begitu katanya. "Ah kamu bisa aja!", saya bilang.

Terima kasih ya tompel, kamu memang ajaib, saya memang jadi tidak kesepian sekarang, karena setiap melihatmu saya selalu ingin tersenyum. Saya jadi ingat seseorang yang ingin selalu saya ingat.

Delapan tahun berlalu. Saat itu hujan deras. Karena kaget melihat kucing tiba-tiba berlari menyebrang, sepeda motor yang saya bawa tergelincir masuk sawah dan saya terlempar agak jauh. Lima belas menit, dua puluh lima menit, tidak ada orang di sana hingga mobil pria itu lewat. Pria misterius itu turun dari mobilnya dan dengan begitu cekatan menggendong saya yang ketika itu tergeletak di pinggir jalan dengan tubuh dan wajah terluka agak parah karena terseret aspal yang semakin terlihat parah karena basah kuyup.

Ia menyelimuti tubuh menggigil saya dengan jaket yang saat itu dipakainya. Dilihat dari jaketnya tampak ia seorang pecinta alam, terlihat samar-samar dari mata saya yang hanya bisa dibuka sedikit. Tampaknya mata saya kemasukan kerikil kecil-kecil. Dia bilang, "Kamu yang kuat ya, sebentar lagi lukamu bakal diobatin kok". Dia membawa mobilnya dengan kebut untuk membawa saya ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit dia menelepon keluarga saya (menggunakan telepon genggam saya yang untungnya selamat) ketika saya kritis. Dia terlihat peduli dan itu menenangkan. Saya hanya bisa mengingat sorot matanya yang tajam ketika mengecek keadaan saya yang terbaring di jok belakang dan bahu bidangnya ketika mengangkat tubuh saya yang penuh luka itu dengat sangat hati-hati namun terasa mantap. Meski dalam ingatan saya visualisasinya seperti diberi efek blur, terlalu samar.

Setelah saya siuman, dia hilang. Saya tidak tahu namanya. Apalagi nomor teleponnya. Wajahnya... ah hanya sorot mata itu yang saya ingat. Padahal ingin sekali rasanya mengucapkan berjuta terima kasih.

Selang satu tahun setelahnya, saya melanjutkan sekolah di negeri seberang dan kembali empat tahun kemudian. Saya benar-benar kehilangan jejaknya. Mungkin dia sudah pindah ke luar kota. Mungkin dia sudah menikah. Biarlah itu menjadi urusannya. Biarlah rasa hangat yang mengalir di dada tiap saya mengingatnya ini juga menjadi urusan saya saja.

Toh rasa rindu ini sedikit banyak selalu bisa terobati seiring ingatan yang terlintas bersama bekas luka di pipi yang sudah akrab saya dan mereka panggil tompel ini.

Oh ya tompel, ngomong-ngomong kamu masih ingat wajah pria itu tidak?

Sunday, January 10, 2016

Kertas Harapan

Sampurasun sadayana! Kumaha damang?

Saya belum cerita ya? Setelah meninggalkan Jogja dan sekitar sebulan transit di Bekasi, 12 Oktober 2015 kemarin saya merantau kembali untuk menumpang cari rezeki di kotanya Kang Emil yang kode teleponnya 022, warna kaos klub sepakbolanya biru dan destinasi belanja langganan anak-anak sekolah ketika study tournya Cihampelas. Ngomong-ngomong, tinggal di kota kembang sudah menjadi cita-cita saya sejak ayah saya suka ajak saya naik kuda di ITB jaman TK dulu hahaha. Saya bersyukur sekali akhirnya punya kesempatan untuk merasakan tinggal di kota romantis nan sejuk dan banyak taman ini.

Nah, jadi yang mau saya ceritakan di sini adalah apa yang saya lihat sore tadi ketika berkunjung ke alun-alun kota Bandung bersama adik saya, Mamat. Ketika masuk, perhatian kami langsung tersedot ke beberapa kerangka bola yang seolah menyambut kedatangan kami. Kerangka tersebut terbuat dari kawat dan ditempeli bubble speech warna warni di hampir semua sisinya. Penasaran, baca-baca sekilas, kami menarik kesimpulan, oh ini sepertinya kertas harapan untuk Bandung di tahun 2016. Hal tersebut kami simpulkan karena banyak yang menulis ingin Bandung bebas macet, korupsi, dan harapan-harapan serupa lainnya, meski ada banyak juga yang menuliskan harapan pribadi. Namun di luar itu saya juga menemukan beberapa pesan yang membuat hati saya tergelitik untuk mengabadikannya dengan kamera ponsel saya. Mengingat kebutuhan materi untuk challenge menulis di blog 31 hari yang baru masuk hari keempat tapi saya sudah kehabisan ide ini haha. Yuk.

Penampakan kerangka bola di Alun-Alun Bandung

Yeah haters, don't worry be happy!

Aamiin ya Rabb

Sama-sama ya :)

Self-reminder (y)

Mari ;)

Saturday, January 9, 2016

Pantun

Ada pasutri bertengkar sengit
Karena dihimpit masalah ekonomi
Tetapkanlah pikiranmu selalu melangit
Dengan hati yang terus membumi
*terinspirasi dari kutipan Pidi Baiq

Anak kurus mandi kembang
Sambil bernyanyi suaranya sumbang
Tulus itu dicaci tak tumbang
Dipuji pun ia tak terbang
*terinspirasi dari kutipan Anies Baswedan

Muchlas duduk di kelas dua belas
PR yang banyak membuatnya malas
Ikhlas itu seperti surat Al Ikhlas
Yang di dalamnya tidak ada kata ikhlas

Hwoarang berputar seperti gasing
Ling Xiaoyu cedera kakinya luka
Setiap orang punya kisah masing-masing
Pikirkan itu sebelum menilai mereka

Dahulu Amel minum jamu penambah nafsu makan
Namun kini ia gemuk semua tinggal kenangan
Jangan sedih bila diremehkan
Buktikan bahwa kau pantas diberi tepuk tangan

Friday, January 8, 2016

Book Review

Hello world.

Sebenarnya saya tidak begitu suka menulis review karena merasa tidak begitu pandai menulis (terutama jika lebih dari 140 karakter haha) dan cenderung kurang kritis. Namun sisi lain hati saya percaya, bisa karena terbiasa. Maka dari itu ketika mood untuk menulis muncul, beberapa kali saya mencoba memaksakan diri menulis review buku yang baru saja selesai saya baca.

Berikut adalah beberapa review yang pernah saya post di akun goodreads saya. Tidak panjang. Tidak tajam. Sekedar unek-unek. Karena bagi saya, blog dan media sosial seperti goodreads adalah lahan untuk meng-upgrade writing skill yang paling menyenangkan :)

1) Entrok
(rating saya: 4/5)
Sempat tertipu sebentar dengan cover dan judul buku (entrok=bra), Entrok merupakan novel karangan Okky Madasari yang menyenangkan untuk dibaca. Membuat jatuh cinta sekaligus benci. Jatuh cinta dengan sosok perempuan kuat bernama Marni dan benci dengan rezim zaman orde baru--zaman dimana orang-orang yang tidak punya kuasa tunduk pada hukum dan tidak bisa melakukan perlawanan sedikit pun meski mereka tidak bersalah.

Usai membaca bab terakhir, saya membaca ulang bab pertama dan sukses dibuat menangis, seketika ingin menghubungi ibu di rumah untuk sekedar berterima kasih sudah membesarkan anaknya dengan baik dan sepenuh hati.

2) Sufi Nyentrik dan Misteri Kota Terlarang
(rating saya: 4/5)
Karakter unik Nasruddin Hoja, Kubilai Khan, dan Marco Polo dikemas secara apik oleh Nugraha Wasistha sehingga menampilkan kolaborasi tokoh utama yang sangat menarik. Ditambah lagi, alur cerita yang sulit ditebak sukses membuat saya selalu penasaran dan tidak sabar untuk terus mengikuti cerita ini sampai akhir.Novel bertema detektif dengan latar Negeri Cina semasa berkuasanya Dinasti Mongol yang ringan, cerdas, menghibur, dan kaya akan nilai sejarah ini sangat direkomendasikan untuk dibaca.
3) Sunshine Becomes You(rating saya: 3/5)Novel Ilana Tan pertama yang saya baca dan membuat saya langsung jatuh cinta dengan cerita supermanis, ringan, dan gaya bahasa ala novel terjemahannya.  Selama membaca, yang terlintas di bayangan saya adalah film drama romantis era 90-an dengan latar Amerika jaman itu yang membuat saya mudah sekali terlarut dalam alurnya.Endingnya sebenarnya sudah tertebak di tengah cerita, namun tetap sukses membuat hanyut beberapa detik setelah selesai membaca. Rasanya seperti ingin merobek beberapa lembar bab terakhir, lalu menggantinya dengan ending yang saya inginkan hihi. Saya rasa setelah ini tetralogi 4 musim Ilana menjadi sesuatu yang wajib saya baca.Ngomong-ngomong, saya agak underestimate dengan filmnya. Tapi kita lihat saja ya.
4) 23 Episentrum
(rating saya: 3/5)
Dua buku dalam satu sampul (satu novel dan satu antologi 23 biografi singkat) yang seharusnya berada di rak buku motivasi ini berisi cerita yang dekat dengan keseharian kita. Rasanya seperti sedang membaca blog inspiratif atau mendengar curhatan teman. Meski saya lebih menikmati novel pertama Adenita, 9 Matahari, banyak nilai moral yang bisa dipetik selama membaca novel keduanya ini.

Saya menemukan dua kutipan menarik yang menggambarkan buku ini, "Lakukan kebaikan dan lupakan" dan "Berjalan, bekerja, dan hiduplah dengan keputusan yang diambil dari hati".

Buku ini cocok bagi yang sedang krisis motivasi ataupun yang masih bingung dengan passionnya dalam disiplin ilmu maupun pekerjaan.


5) Sabtu Bersama Bapak
(rating saya: 5/5)
Buku karangan Adhitya Mulya ini bercerita tentang seorang Bapak bijak yang memiliki kemampuan dan bakat planning luar biasa dalam menjalani hidup (bahkan ia mempersiapkan dengan matang apa saja yang bisa ia lakukan ketika ia sudah tidak ada di dunia). Di dalam buku ini, peran Si Bapak juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Maka dari itu saya tidak segan untuk turut mengkampanyekan buku ini kepada para laki-laki dan calon bapak di luar sana. Hehehe.

Butuh waktu seharian bagi saya untuk menyelesaikan buku bagus ini. Sebenarnya bisa selesai lebih cepat mengingat buku ini tidak terlalu tebal dan dikemas dalam alur dan bahasa yang sangat ringan untuk dinikmati. Namun ada banyak kutipan yang membuat saya berhenti untuk berpikir sejenak, kalimat yang rasanya meminta saya untuk membacanya berulang-ulang sampai hati saya berhasil menyerapnya sebelum melanjutkan ke kalimat selanjutnya.

Dan kabar yang beredar dari linimasa si penulis, novel ini juga akan segera difilmkan. Buku bagus yang akan divisualisasikan oleh sutradara selalu berhasil membuat deg-degan ya. Film imajinasi yang telah diputar di kepala selama membaca seakan terlalu idealis dan belum rela untuk diduakan. But again, let us see.

*****

Catatan kaki: 
Semoga besok-besok saya bisa baca lebih banyak buku, review lebih sering dan lebih baik lagi. Ngomong-ngomong, post ini editable. Saya berencana untuk menambahnya sewaktu-waktu. :D

Thursday, January 7, 2016

30 Dating Ideas

Halo, selamat tahun baru 2016! Sebelumnya mohon maafkan si blogger pemalas ini :(

Postingan ini dibuat dalam rangka keikutsertaan saya di challenge 31 hari menulis #NulisJuga di blog. Sesaat setelah meledeki seorang teman yang tiba-tiba rajin share postingan blognya setiap hari, saya diajaknya untuk ikut bergabung ke komunitas menulisnya yang mana langsung saya sambut dengan senang hati karena memang sedang butuh motivasi untuk menghidupkan blog ini kembali. Meski mudah ditebak, tema post yang akan saya buat hingga 30 hari ke depan sudah pasti akan random, tidak berbenang merah dan suka-suka saya, seperti biasanya. Hihi.

Pada post perdana challenge ini, saya ingin memuntahkan khayalan-khayalan dating seru versi saya, si korban banyak film dan novel hopeless romantic ini, yang sudah lama saya simpan di kepala. Agak lucu karena saya tidak berpacar haha tapi tidak apa-apa lah ya. Mungkin ada yang sepaham dengan imajinasi saya, sudah punya teman hidup dan sedang butuh inspirasi.

Gambar pinjam dari sini

  1. Menyusun resolusi tahun baru by request, ajukan challenge demi kebaikan partner beserta reward dan punishment-nya (sudah kesepakatan bersama juga tentunya). Contoh: minum air putih minimal 1 liter sehari.
  2. Menonton teater, konser musik klasik atau pentas tari. 
  3. Stargazing. Bisa ke bukit bintang, observatorium atau planetarium juga sounds fun.
  4. Datang ke seminar parenting bareng. Jangan lupa bawa note.
  5. Keliling IKEA. Berkhayal rumah masa depan.
  6. Menonton sirkus. 
  7. Join volunteer di komunitas sosial. Main bareng adek-adek :)
  8. Baca buku bareng sambil cuddling.
  9. Mengejar sunrise dan menonton sunset.
  10. Cari referensi desain interior lalu renovasi kamar.
  11. Coffee date lalu have a deep conversation. Tentang pandangan hidup. Tentang mimpi. Tentang cerita masa kecil. Tentang apapun.
  12. Take a long walk together sehabis hujan.
  13. Jalan-jalan naik kendaraan umum. Observe people.
  14. Bertukar DIY letters, pakai perangko, kirim via pos.
  15. Jalan-jalan sore, motoran keliling komplek mewah. Lihat rumah-rumah bagus.
  16. Coaching each others. Saling belajar dan mengajar skill baru yang dikuasai satu sama lain.
  17. Duduk di pinggir danau atau di bangku taman, pakai headset yang sama dan menikmati lagu yang mengalun tanpa mengobrol.
  18. Belajar hal yang baru bersama dari 0 bisa dengan ikut kelas workshop atau sekedar menonton tutorial di youtube. Contoh: belajar membuat origami, meditasi, melukis di kanvas atau mengikat gelang makrame.
  19. Ego-less. Menonton film genre kesukaan partner, misal film princess atau sci-fi.
  20. Sketch each other faces. Bukan masalah bagus atau tidaknya, tapi momennya haha.
  21. Break a sweat. Sepedahan, jogging, atau olahraga favorit lainnya.
  22. Go to gigs-nya band atau penyanyi bersuara syahdu yang saking syahdunya membuat kepala ingin bersandar ke pundak orang sebelah :))
  23. Masak bersama lalu dibawa piknik. Requirements: di bawah pohon, di atas rumput, keranjang rotan, monopoli atau mainan serupa lainnya, kamera, tikar, orange juice.
  24. Book hunting di toko buku bekas.
  25. Hunting makanan dan jajanan enak. Buat check list.
  26. Brainstorm ide. Mengerjakan project bisnis berdua.
  27. Sing along tanpa beban. Take a record.
  28. Review pekerjaan kantor masing-masing. Saling memberi feedback dan motivasi.
  29. Buat blog bersama. Menulis secara bergantian dan berbalasan.
  30. Jalan-jalan ke Ancol, Taman Mini, Taman Safari dan Water Boom.
I think it's gonna be extremely fun if you do all of these cheesy dating ideas with your beloved one and both of you are in love. Hehehe