Wednesday, January 27, 2016

Observation


Saya mencatat list ini (and the list just keeps getting longer) di dua lembar terakhir buku agenda saya sejak semasa saya masih tinggal di Jogja. Awalnya saya berpikir bahwa catatan ini akan menjadi sekedar konsumsi pribadi, rahasia. Jadi mohon maklum ya kalau istilah yang saya pakai suka-suka saya banget :D

Rahasia yang nggak bertahan lama, karena hari ini saya bosan memosting tulisan absurd dan kurang penting untuk memenuhi challenge menulis 30 hari yang saya ikuti hihi maafkan ya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, saya ingin share sedikit tentang hobi rahasia saya ini.  

Sejujurnya saya punya ketertarikan khusus dengan psikologi, hingga punya beberapa teman baik mahasiswi/mahasiswa psikologi (termasuk adik saya) yang seru sekali diajak diskusi. Saya selalu tertarik dengan sudut pandang mereka tentang perilaku manusia. Bahwa semua itu bisa diobservasi, dianalisis. Sekecil apapun.

Saya juga percaya jika lingkungan tempat kita berada sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian kita sekarang. Jika dianalogikan ibarat sabda Rasulullah, "Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya."

Memang setiap manusia pun tidak ada yang sempurna. Pun saya dan teman-teman dekat saya yang saya catat nama dan sifat baiknya ini. Tapi saya ingin sekali selalu mengingat wangi mereka dan menempelkan badan saya agar ketularan wanginya. Saya berusaha untuk mengamati, mengingat-ngingat, dan kemudian mencatat sifat-sifat baik dan menyenangkan yang mereka miliki.

Tidak jarang catatan kecil ini menjadi pegangan saya, seperti ketika sedang grogi dan panik, saya ingat teman saya yang selalu percaya diri dalam keadaan apapun. Saya membayangkannya di posisi saya saat itu dan apa yang akan dia lakukan agar semua dapat berjalan dengan baik. Juga hal-hal kecil seperti ketika saya sedang malas merapikan kamar, saya ingat teman saya yang kamarnya selalu dalam keadaan rapi dan betapa produktifnya dia dengan kamar rapinya itu. Kemudian ketika saya ingin mengeluh dan ingat teman saya yang saya perhatikan dalam keadaan sesulit apapun masih bisa tersenyum bahkan bercanda, saya mencoba membayangkan isi kepalanya dan kemungkinan-kemungkinan baik yang sedang ia pikirkan ketika ia mengalami hal tersebut.

Dan kalau ditanya kenapa saya hanya mencatat sifat baik, saya rasa jika saya menulis sifat yang menyebalkan tidak ada gunanya karena hanya akan membuat saya kesal tiap kali membacanya haha. Dengan menulis yang baik-baik, saya akan tambah sayang pada mereka. Mereka yang pastinya dengan sifat baiknya, sudah banyak berbuat baik kepada saya dan tanpa mereka sadari sudah mengajarkan saya banyak hal baik untuk saya teladani. Terima kasih ya teman-teman yang namanya saya sensor tadi. Saya bersyukur sekali mengenal baik kalian yang baik-baik (tetot! mengulang kata baik) hihi. Terima kasih sudah pakai minyak wangi dan mau berbagi wanginya :)

No comments:

Post a Comment