Saturday, January 31, 2015

Wawancara dengan Mama Nina

Mama Nina, superhero keluargaku. Di umur nyaris kepala 5-nya ini, beliau masih sangat aktif dan lincah demi keluarga yang dicintainya. Berganti kendaraan dari angkot satu ke angkot lain. Menjual suara, menyebarkan ilmu kepada murid-muridnya di sekolah dan tempat privat. Aku sungguh malu menceritakan ini, karena di umurku sekarang aku belum mampu meringankan beban orang tua karena masih berstatus mahasiswi dan belum bekerja--sebenarnya ingin tapi belum diizinkan karena diminta beliau untuk fokus skripsi terlebih dahulu. Mama punya cita-cita membuka tempat kursus Bahasa Mandarin sendiri, katanya biar ndak perlu mondar mandir kesana kemari. Aku pun mengamini dalam hati dan bertekad menjadi sukses untuk membayar kerja kerasnya kelak.

Meski Mama bekerja, beliau selalu hadir 100% untuk aku dan ketiga adik laki-lakiku. Sesibuk apapun Mama, kami tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang sedikitpun. Walaupun aku dan kedua adik tidak tinggal di rumah sejak kuliah, tetapi komunikasi kami tetap berjalan selancar jalan tol. Kami jarang punya rahasia. Kami nyaman bercerita dengan Mama, karena Mama tidak suka menghakimi. Beliau ibarat tagline perusahaan asuransi, always listening always understanding. Namun tentu saja, terkadang Mama juga cerewet dan riweuh seperti ibu-ibu pada umumnya, hihi. Sementara itu, sosok yang lebih tegas di keluarga kami diambil alih oleh Bapak.

Mama yang lahir di Semarang dan lulusan dari Sastra Cina Universitas Indonesia ini menikmati pekerjaannya sebagai guru sekaligus ibu rumah tangga. Meski terkadang harus berangkat pagi-pagi sekali, beliau tidak pernah absen menyiapkan teh hangat dan sarapan untuk kami. Mama jarang mengeluh dan meminta, apalagi memaksa. Mama kuat dan tangguh. Mama ramah dan rendah hati. Mama suka belajar hal baru dengan tekun dan kreatif. Mama adalah story teller yang baik dan suka tertawa. Mama disukai banyak orang. Dari kecil aku bercita-cita, kalau sudah besar ingin menjadi sekeren Mama.

Sungguh, beliau adalah role model nomor satuku.



BIODATA SINGKAT MAMA
Nama lengkap: Yulia Rusianti
Nama panggilan: Nina, Laoshi, Mama
Umur: 49 tahun
Hobi: merajut, membaca buku, menonton film box office
Pekerjaan: guru Bahasa Mandarin dan ibu rumah tangga
Warna favorit: coklat dan merah marun
Makanan favorit: mie aceh dan lumpia semarang
Minuman favorit: susu
Negara yang ingin dikunjungi: Arab (ingin jadi bu hajjah), Korea dan negara-negara di Eropa (ingin lihat salju)
Film favorit: yang romantis, petualangan, kerajaan (nggak suka film capek)

***

Apa yang akan Mama katakan jika ada mesin waktu dan Mama diberi kesempatan untuk mendatangi diri Mama di usia 25 tahun? Seandainya itu bisa mengubah hidup Mama menjadi lebih baik.
Mama menikah umur 25 tahun, itu Mama syukuri. Bersyukur menikah umur 25 tahun karena nggak terlalu muda dan nggak terlalu tua buat berkeluarga, sekarang punya anak 4 sudah bisa jadi teman. Trus Mama mau minta Mama muda nerusin kuliah S2, karena untuk saat ini ijazah S2 itu tiket untuk kerja dimana aja, terutama kalau mau jadi dosen. Terakhir, Mama pengen jadi PNS. Karena kalau jadi PNS masa tuanya terjamin, punya uang pensiun.

Ngomong-ngomong soal menikah tadi, ketika itu apa yang membuat Mama yakin Bapak adalah orang yang tepat untuk jadi teman hidup dan Bapak dari anak-anak Mama? Apalagi Bapak yang notabene 11 tahun lebih tua dari Mama alias om om pada masanya, haha.
Bapak itu ngemong, baru pacaran udah ngasih sebagian gajinya ke Mama, bantu skripsi S1, perhatian ke Eyang sama Tante Dewi (adik Mama), pintar main alat musik, memperkenalkan banyak hal yang Mama ga pernah ngerasain atau dunia baru. Mama lebih nyaman dengan yang lebih tua karena Mama kehilangan sosok Bapak sejak kelas 1 SMP dimana Bapak Mama sayang banget sama Mama. Jadi sosok Bapak Mama ada di Bapakmu saat itu.

Gimana sih Ma, rasanya pertama kali punya anak? Pertama kali darah daging Mama dan Bapak lahir ke dunia, lewat rahim Mama sendiri?
Sueneng buanget. Pas mama ke RS periksa, trus dikasih tau hamil, Mama langsung ke telepon umum call Bapak di kantor. Pulang kantor, Mama dibawain coklat banyak banget. Trus makan masakan Jepang jadi kebiasaan, supaya anaknya pinter banyak makan ikan. Bapak perhatian banget waktu itu. Setelah Gita lahir, di rumah, di tengah bobonya, berdua ngeliatin bayi Gita. Terus Bapak bilang, kok bisa begini ya, keajaiban hehehe. Putih, cantik... Terus udah deh nggak bisa lihat baju lucu sedikit beli, apa-apa untuk Gita, kemana-mana sama Gita.. Cerewet banget, pinter nyanyi sama cengeng.

Sebagai Ibu dari empat anak yang sudah besar-besar, bagi tips parenting ala Mama dong. Buat Gita belajar juga kalau besok sudah berkeluarga, hihi.
Mama cerita aja ya. Waktu kalian umur 4 tahun, Mama ajar sendiri anak Mama baca sampai bisa, trus Mama seneng bawa anak-anak Mama ke Gramedia. Mama biarin mereka cari buku sendiri (aturannya: satu anak satu buku cerita), juga belajar untuk sharing buku yang habis mereka baca. Habis itu anak-anak Mama jadi keranjingan baca buku.

Oh iya, Mama juga suka bacain buku waktu kalian belum bisa baca. Dari bayi udah dibeliin buku. Mama pengen semua anak Mama wawasannya luas, dasarnya Mama kutu buku sih dari kecil. Waktu kalian masih kecil-kecil, Mama sampai jadi distributor buku ensiklopedi, biar dapet diskon untuk beli bukunya.

Trus Mama pengen sekali anak-anak Mama bisa musik, belilah piano kayu bekas, karena dulu Mama pengen jadi pianis tapi keluarga Mama ga mampu. Dengan musik hidup jadi nggak kaku, juga bisa merangsang kecerdasan otak. Walaupun uang nggak banyak, Mama paksain 2 anak Mama les piano, selebihnya gitar dan bass diajarin Bapak di rumah.

Parameter kesuksesan anak bagi Mama seperti apa? Harapannya Mama.
Anak-anak Mama harus bikin senang orang tua, bisa bikin orang tua bangga, dan bahagia di hari tua Mama dan Bapak.

Bagi tips deket sama anak dong, Ma.
Selalu kepo, pengen tahu apa yang kalian lakukan dan dengerin apa yang kalian curhatin dan kasih saran atau solusi. Anak ga boleh dibedain, kalo sampai ada yang merasa dibedain harus dikasih alasan kenapa saat ini Mama kasih beda dan harus sampai ngerti biar puas. Tapi alhamdulillah anak Mama baik semua. Itu harta Mama yang paling berharga, walau masih banyak PR yang harus Mama kerjakan untuk anak-anak Mama.

Sebagai anak perempuan Mama satu-satunya, Gita mau tanya, menantu laki-laki idaman Mama yang seperti apa? Hihihi.
Menantu Mama harus yang bisa bikin Gita bahagia, yang mengerti keluarga istrinya, bisa jadi imam, sayang sama Gita, dan apa yang Gita pengen dituruti.

Mama punya rencana apa nanti kalau punya cucu?
Mama pengen cucu Mama masuk sekolah bilingual, mudah-mudahan ada rejeki berlimpah ya nak. Sedari kecil sudah bisa ngaji. Mama juga mau ajarin Bahasa Mandarin, hihihi. Mama ajarin bagaimana caranya menghormati orang tua.

Mama paling kecewa sama Gita ketika apa?
Mama paling kecewa sama Gita kalau Gita lagi kerasa kepala dan nggak ngertiin Mama.

Mama paling bangga sama Gita ketika apa?
Yang bikin bangga yaitu ketika Gita cumlaude, bisa ngasih Mama duit hihihi, bisa ke Amrik kemarin, bisa kasih ijazah sarjana dan ijabsah. Hayo ditunggu ijazah dan ijabsahnya.

Menurut Mama kita berdua punya kesamaan apa yang mungkin bahkan Gita sendiri belum sadar?
Nekatnya, beraninya, keras kepalanya...

Kalau tips dan trik belajar Bahasa Mandarin yang superdupersusah itu gimana, Ma?
Mau belajar Bahasa Mandarin gampang, caranya cari guru Mandarin yang bisa bikin anak tertarik belajar Mandarin. Setelah itu, bikin mereka rajin (nulis, baca, menghafal) dengan cara menarik dan fun. Habis itu Mandarin jadi mudah deh.

Pertanyaan terakhir, ada yang Mama mau tanyain ke Gita?
Gita sayang Mama gak? Sayangnya sampai mana?

Suayang buanget, Ma. Sayangnya sampai... di akhirat nanti, Gita pengen banget bisa nganterin Mama ke surga. :')

***

Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Nulis Bareng Ibu. Tulisan lainnya dapat diakses di website http://nulisbarengibu.com

Wednesday, January 21, 2015

Ceramah Ustaz

Pic source: this

Salam. Beberapa hari yang lalu saya nongkrong sendirian di perpustakaan kampus dengan niat awal ingin menyicil skripsi, akan tetapi malah jadi keasyikan browsing youtube nggak karuan. Hehehe mari kambing hitamkan wifi kampus yang mendadak cepat ketika musim liburan. Dari presentasi TED Talks sampai Mario Teguh. Videoklip John Mayer sampai Cita Citata. Tutorial zumba sampai meditasi. Hingga akhirnya saya menemukan video ceramah Ustaz Yusuf Mansur yang ini. Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya menulis Ustaz, bukan Ustad, atau Ustadz, atau Ustads (ng?). Sebenarnya saya juga awalnya bingung dan KBBI memang paling top deh buat masalah keraguan model begini.

Kembali ke ceramah, dengan viewers sekitar 200K saya turut dibuat merenung dengan video berdurasi hampir satu jam ini. Ustaz bercerita tentang 10 macam dosa besar yang sesungguhnya berpotensi besar menjadi penghalang rejeki manusia. Seperti ceramah-ceramah khasnya, beliau berkisah tentang beberapa orang yang pernah curhat kepadanya--tentunya tanpa disebutkan siapa, hanya bercerita tentang kisahnya. Orang-orang tersebut mengeluhkan nasib mereka yang seringkali diterpa cobaan silih berganti, tertimpa musibah berat, berdoa siang malam namun doanya tidak kunjung terjawab, selalu merasa kurang bahagia, kurang ini, kurang itu, atau lainnya.

Hal pertama yang ditanyakan oleh Ustaz setiap kali sebelum menanggapi masalah tersebut adalah: apakah mereka (bahkan terbiasa) melakukan salah satu (atau salah dua, salah tiga, dst) dosa besar di bawah ini. Apabila iya, beliau meminta orang-orang tersebut untuk mengubah sikap mereka terlebih dahulu dan melakukan taubatan nasuha alias tobat yang sungguh-sungguh. Yang mana apabila tidak melakukan 10 dosa besar tersebut, baru orang-orang tadi diberi solusi lainnya seperti diminta untuk: berdoa lebih sering, bersedekah lebih banyak, berusaha lebih giat, bersabar karena mungkin sedang dihapus dosanya oleh Allah, dan lainnya.

10 dosa besar penghalang rejeki versi Ustaz Yusuf Mansur, antara lain:
  1. Syirik (menyekutukan Allah)
  2. Meninggalkan shalat wajib
  3. Durhaka terhadap orang tua
  4. Zina
  5. Rezeki yang haram
  6. Mabuk (minuman keras)
  7. Memutuskan silaturahmi
  8. Bersaksi palsu (misal: menuduh orang melakukan suatu aib padahal tidak)
  9. Kikir atau pelit
  10. Ghibah (bergunjing)
Saya tidak berniat menghakimi atau menggurui siapapun. Salah satu alasan saya menulis post ini juga sebagai reminder untuk diri sendiri, mengingat blog tanpa benang merah ini sudah saya anggap sebagai jurnal pribadi. Tapi semoga bermanfaat dan kelak jangan sampai ada kebiasaan buruk berbuah dosa besar yang tanpa kita sadari sudah menghambat rezeki kita ya, Akhi dan Ukhti, hihi. Kalau kata pepatah sih, introspeksi jauh lebih baik daripada terus menyalahkan keadaan dan orang lain. Yay, semangat perbaikan! :)

Thursday, January 15, 2015

Poster Open Recruitment


Material Design
tool: Adobe Illustrator CS6
font: Playtime with Hot Toddies, Bebas Neue

Monday, January 12, 2015

The Supernova's Sims

ALFA from Supernova 5: Gelombang (2014)

ZARAH from Supernova 4: Partikel (2012)

ELEKTRA from Supernova 3: Petir (2004)

BODHI from Supernova 2: Akar (2002)
Clothing type (left-right): everyday, formal, sleepwear, athletic, swimwear, outdoor

Footnote: As a big fan of Supernova Series by Dee, I'm not creative enough to make any awesome fan art like hers, therefore I made this one. Anyway, sorry for skipping Diva (Bintang Jatuh) from Supernova 1 because there's a movie director who already visualized her figure--which a little ruins my imagination hihihi. And surely, this post is sponsored by The Sims 3.

Wednesday, January 7, 2015

Wedding Peach


Pesanan teman untuk kakak tercinta 
Material Design
tool: Adobe Illustrator CS6
font: Always in My Heart (ini beneran nama fontnya)

Tuesday, January 6, 2015

Hemat Hemat Bahagia

Pic source: this

Hola! Saya baru saja tergugah untuk membuat post ini setelah membaca artikel hipwee yang ini. Iya, our local buzzfeed yang lagi hits banget di kalangan anak muda itu. Tema artikelnya yang kekinian dan merefleksikan kebutuhan anak muda membuat tautannya dapat ditemukan di timeline sosial media kita dengan mudah.

Di sini saya juga mau berbagi cara hemat ala saya yang selama ini saya lakukan semenjak tinggal di Jogja dengan mental mahasiswa. Semoga setelah saya membuat post ini tidak ada yang menganggap saya pelit ya, saya ga pelit kok, beneran. Haha apasih. Let’s straight things out about me: I’m not rich. Everything you see from the outside doesn’t always really define myself. Orang tua saya juga selalu mengingatkan untuk hidup sederhana dan tidak menghambur-hamburkan uang dengan mudah. Selama saya masih hidup dengan menggunakan uang mereka, tentunya saya harus turut memegang prinsip itu.

Dengan uang jajan tidak banyak (tapi saya sangat bersyukur sekali masih dipasoki uang jajan, banyak yang tidak lebih beruntung dari saya), saya benar-benar ingin ini ingin itu banyak sekali yang kesemuanya adalah kebutuhan tersier kalau kata pak guru jaman SD. Karena tambahan uang dari freelance juga datangnya tidak menentu, maka saya putar otak untuk mendapatkan kesenangan dengan budget limit yang saya miliki.

1. Berburu kartu perdana/tempat akses wifi gratis
Kemewahan internet gratis tanpa batasan bisa saya dapat di kampus, perpustakaan kampus, perpustakaan kota, dan lainnya. Sementara itu, untuk kebutuhan internet di luar itu, dengan kebutuhan yang lumayan besar karena terbiasa menghabiskan minimal 8 jam di depan laptop setiap harinya, biasanya saya membeli paket kuota yang akan kadaluarsa. Paket telkomsel 2,5 GB untuk 2 minggu dengan Rp20.000? Cukup lah.

2. Download video karaoke di youtube
Saya suka sekali bernyanyi. Tapi mengingat karaoke itu salah satu hal mewah (kecuali ditraktir) yang tidak dapat sering-sering dilakukan, maka saya mendownload banyak sekali video karaoke dari youtube. Tinggal buka youtube, ketikan di kolom search, "[lagu yang ingin dicari] + karaoke" dan taraaa! Saya bisa karaoke sepuasnya sampai batuk-batuk keselek. Tidak jarang saya mengajak teman-teman untuk karaoke bareng dengan koleksi video karaoke di laptop. Big thanks to youtube founder, I owe you!

3. Download tutorial zumba di youtube
Olahraga adalah pelipur lara paling mujarab nomor dua setelah tidur. Mengapa saya memilih zumba sebagai olahraga favorit? Karena zumba adalah senam yang dipadukan dengan tarian. Ketika menari orang akan merasa bahagia, bebas, lepas. Saya pun merasakan hal yang sama. Di dekat kos ada sanggar senam yang sedang digandrungi mahasiswi-mahasiswi Jogja. Kalau tidak salah, mereka menyediakan paket zumba seharga Rp35.000 sekali datang dan sekitar kurang lebih Rp200.000 untuk menjadi member. Saya dan anak-anak kos suka-olahraga-tapi-oportunis mendownload banyak video zumba di youtube dan biasanya di sore hari yang cerah kami zumba di ruang tamu kos dengan ceria. Socialize and work out at once, dan yang paling penting: hemat! Keuntungan lainnya, saya juga berhemat uang laundry, karena bisa olahraga dengan baju tidur semalam. Di 2015 ini saya mau expand ke yoga lewat video-video youtube yang sudah saya download, doakan semoga istiqomah ya! Haha.

4. Rental novel/komik dan membeli majalah bekas
Orang tua saya mengenalkan anak-anaknya banyak bacaan (buku dongeng, komik, koran, majalah, novel, ensiklopedi, dll) sedari kecil, dimulai dari kebiasaan hingga akhirnya kegiatan membaca berubah menjadi kebutuhan. Di balik itu semua, saya tidak punya uang banyak untuk selalu membeli buku-buku yang ingin saya baca. Maka dari itu, saya punya rental buku langganan (dengan harga sewa 10% dari harga buku aslinya) dan teman-teman gemar membaca yang memiliki anggaran lebih untuk membeli buku. Untuk yang kedua, dibutuhkan teknik marketing handal untuk membujuk si teman agar membeli buku yang kita inginkan. Iming-imingi review positif goodreads dan tunjukkan keyakinan 100% bahwa buku yang kita rekomendasikan itu worth to buy. Lalu setelah ia beli, ambil nomor antri 1 untuk meminjam. Hihihi I really did it so many times. Kadang ketika bosan saya juga suka pergi ke Gramedia Sudirman untuk sekedar duduk-duduk sambil membaca buku yang sampul plastiknya sudah terbuka. Oh iya, satu lagi. Saya punya kebiasaan iseng sejak SMA, yakni membeli majalah bekas. Kalau di Jogja saya biasa berburu majalah bekas di pelataran parkir Toko Merah Jakal. Dengar-dengar koleksi majalah bekas di Shopping (dekat Malioboro) sangat lengkap, tapi saya belum pernah coba. Sementara di Bekasi saya biasa beli di salah satu ruko (lupa namanya) di lantai dasar Bekasi Square. Resiko out of date sudah jelas, tapi toh konten yang diserap sama saja. Dan kabar gembiranya adalah dengan anggaran satu majalah baru, saya bisa mendapatkan lima majalah bekas, bahkan lebih.

6. Copy film di warnet
Sepertinya bisa dihitung dengan jari berapa kali saya menonton film di bioskop Jogja selama lima tahun ini. Kadang-kadang saya menonton karena saya benar-benar suka filmnya atau sedang ingin quality time dengan partner menonton (yang notabene hampir selalu teman-teman perempuan haha) atau untuk self-reward setelah menyelesaikan suatu misi. Tapi, ini Jogja! Kota yang menyediakan apa saja yang orang-orang seperti saya butuhkan. Instead of download, ada beberapa warnet superhotspot yang menyediakan database film-film super update. Mulai dari series, film, reality show, bahkan video klip pun mereka sediakan. Tinggal mencolok harddisk di CPU selama dua jam, saya sudah bisa dapat 20 film dengan kualitas HD yang sangat ingin saya tonton. Saya juga tidak perlu menyediakan oleh-oleh mahal dari Jogja setiap kali pulang ke rumah, karena biasanya adik-adik dan teman-teman saya hanya request beberapa list film yang ingin mereka tonton untuk saya copy. Haha bye bye bakpia!

7. Manfaatkan GMC
Kembali ke olahraga yang bisa membuat tubuh sehat, tidak mudah sakit dan hati lebih bahagia, saya bersyukur berkuliah di UGM yang menyediakan GadjahMada Medical Center (GMC). Tidak jarang juga saya mengikuti kelas Body Language, Yoga, dan Fitness yang disediakan (free, kecuali untuk fitness bayar 3.000 perak). Sure, I save a lot of money for them. Oh iya, GMC juga menyediakan pengobatan gratis ketika sakit dan untungnya saya tidak pernah ada masalah dengan obat generik. Lovable banget deh.

8. Merawat diri di salon murah idaman
Sebagai perempuan biasa yang membutuhkan tangan-tangan terampil untuk merawat diri, saya punya salon langganan untuk potong rambut. Namanya Salon Rinjani, di daerah Jakal. Sejauh ini hasilnya tidak pernah mengecewakan. Just imagine, potong rambut hanya dengan mengeluarkan kocek 5.000 perak. Sementara itu saya pernah potong poni di salon random di Jogja dan dikenai harga jackpot Rp30.000. Kadang kalau sedang ada uang lebih (misal baru dapat fee proyek freelance) dan ingin perawatan head-to-toe, ada Salon Flaurent yang menyediakan paket mini spa Rp125.000 untuk hair spa, body spa, sauna, dan pedicure/menicure (optional). Ah Jogja, can't ask for more lah.

Catatan kaki: Setelah curhat dengan konsultan keuangan pribadi (baca: teman yang berkuliah di fakultas ekonomi), saya masih kesusahan untuk mengontrol keinginan makan. Yang mana kalau untuk berhemat dalam urusan satu ini, saya payah sekali. Hehehe. Kalau belanja? Saya biasa belanja barang ditemani ibu saya, jadi selama di Jogja ini, aman terkendali.

Sunday, January 4, 2015

Bucket List #2015


Annyeong 2015! Saya bergegas untuk membuat post ini setelah membaca Sabtu Sore Bersama Bapak, novel yang bercerita tentang seorang bapak yang memiliki bakat planning luar biasa. Saya ingin memanfaatkan euforia resolusi tahun baru sebagai motivasi dan reminder untuk berencana, berkembang, dan (seakan-akan) memulainya dari nol. Karena saya percaya kata pepatah "Sebuah hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya."

Jadi tujuan saya menulis ini semua agar saya malu jika lalai. Mungkin ada teman-teman dekat yang akan saya paksa baca untuk mengingatkan ketika saya khilaf haha. Tentunya mereka akan dengan senang hati menyindir saya yang sedang tidur-tiduran di lantai sambil kepo instagram artis (duh!) atau menghabiskan waktu seharian di kamar kos untuk bermain The Sims. Kan, katanya ingin jadi manusia yang lebih baik.

Sebenarnya ini terlalu panjang. Panjang sekali. Pengelompokannya pun masih acakadut. Saya berharap bisa lebih pendek tapi bingung harus seperti apa meringkasnya. Hehehe. Yauda yuk.

HABITS 
(Note: Set up the routine & stick to it, your body will adapt)
  • Disiplin.
  • Dewasa, dari segi pola pikir, emosi, sikap.
  • Be a human being, not a human doing.
  • Shalat tepat waktu. Perbaiki nasib dengan perbaiki shalat terlebih dahulu.
  • Perbanyak ibadah sunnah.
  • Banyak berbuat baik, berbagi, tertawa, dan bersyukur. Do good and good will come to you.
  • Selalu 100%--raga dan pikiran di satu tempat yang sama.
  • Produktif, tiap hari ya.
  • Be a smart buyer.
  • Optimis. Percaya dengan kemampuan diri. (misal: berani-beraniin diri untuk public speaking)
  • Lebih prepare, dalam banyak hal.
  • Inisiatif. Dimulai dari hal-hal kecil.
  • Belajar jujur dalam hal sekecil apapun.
  • Lebih peka dan perhatian dengan sekitar.
  • Lebih nrimo dan let it go. (hahaha ya gitu lah pokoknya)
  • Sering cari udara segar, memperhatikan sekeliling, melihat langit dan bermain ke taman. (?)
  • Berhenti untuk terlalu mudah mengucapkan janji ini janji itu.
  • Socialize more! Connect with people. Open a conversation with stranger. Banyak diskusi.
  • Totalitas. Mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati, puncak kemampuan.
  • Be a morning person, tapi tetap tidur 8 jam per hari. (ubah kebiasaan begadang)
  • Berbicara dengan tenang, jelas dan fokus. (I think I need a lot of practice for it :p)
  • Banyak mendengarkan: not only hear, but also listen.
  • Dikurangi salah tingkahnya ketika panik dan grogi. Stay calm.
  • Asertif dan kritis, berusaha menyampaikan pendapat dengan baik.
  • Pensiun jadi deadliner, membiasakan diri untuk mengerjakan jauh-jauh hari. (resolusi sejak tahun 2000-sekian)
  • Kagum sekedarnya.
  • Shoo shoo all heart breaker candidates, wasting time hehe. Pintar-pintar jaga hati.
  • Belajar fokus, latih diri untuk mengabaikan distraksi.
  • Buat to-do list tiap pagi setelah buka mata/semalam sebelum.
  • Dari to-do list itu buat top 3 priorities setiap harinya agar lebih fokus. (sorry for mentioning focus for many times, it's because I'm so bad at it)
  • Membuat kamar, isi lemari pakaian, rak buku dan file laptop selalu dalam keadaan rapi 24/7.
  • Sebelum berpergian, pastikan jilbab dan baju yang dipakai tidak kusut.
  • Keep in touch with Bapak dan Mamah setiap hari, meski sekedar tanya kabar di BBM.
  • Banyak berkarya. Perkaya portofolio.
  • Banyak bergerak.
  • Banyak membaca.
  • Banyak brainstorming. Otak jangan dianggurin. 
  • Write down anything bubbling up in my head--new ideas, google searches, random thoughts.
  • Selalu profesional dan amanah ketika diberi tanggung jawab.
  • Menghabiskan waktu luang untuk upgrade skill berikut: writing, drawing, coding. (the last one is optional haha)
  • Kurangi waktu untuk bermain The Sims, maksimal 1,5 jam sehari.
  • Biasakan evaluasi diri setelah melakukan sesuatu yang penting.
  • Manfaatkan teknologi semaksimal mungkin--belajar sesuatu dari youtube, googling banyak hal, subscribe newsletter sarat manfaat, akses berita online, dsb dsb.

CHALLENGES
(Note: being yourself is good, but being your best is better)
  • Minum air putih tiap ingat, meski tidak haus. Bawa botol minum kemanapun.
  • Makan sayur dan makan buah/minum jus minimal 1x sehari.
  • Olahraga 150 menit per minggu.
  • Zumba/fitness/yoga/jogging minimal 1x seminggu.
  • Renang minimal 1x per dua minggu.
  • Sit up tiap bangun pagi 20x.
  • Bersihkan muka dan pakai krim yang telaten. (jangan malas)
  • Masker-an dan lulur-an minimal 1x seminggu. Hihi.
  • Makan yang rapi. Dari pinggir, lalu ke tengah. (biasanya berantakan kayak bebek haha)
  • Berjalan dan duduk yang tegap. Minta diingatkan teman kalau perlu.
  • Belajar UX, UI, front end. If you wanna be an expert of them, just stay focus. Research more.
  • Belajar ekonomi, hukum, dan politik.
  • Belajar dandan.
  • Belajar meditasi.
  • Belajar parenting.
  • Belajar memasak.
  • Belajar bahasa asing baru.
  • Belajar melukis menggunakan kanvas.
  • Belajar bermain piano tanpa membaca partitur not balok.
  • Belajar hal baru seru lainnya dengan sungguh-sungguh. (yang mungkin nanti ditawarkan oleh kesempatan)
  • Latih listening dengan menonton banyak video TED Talks. (sebagai mahkluk visual, saya sering kesulitan mendengarkan sesuatu yang berdurasi lama dengan fokus)
  • Menyelesaikan buku latihan TOEFL dan IELTS. (resolusi gagal tahun lalu)
  • Baca 50 buku, genre yang berbeda, belajar baca banyak english literature.
  • Naik gunung.
  • Mencari peruntungan lewat quiz hunting, minimal satu bulan ikut satu kuis. (tidak ada salahnya dicoba, kan?)
  • Mengunjungi banyak tempat baru, yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
  • Buat celengan tebus dosa, diisi tiap kali diliputi perasaan bersalah.
  • Buat teman baru, jaga teman lama.

GOALS & DREAMS
(Note: it always seems impossible until it's done)
  • More adventures.
  • Learn new things.
  • Growing up.
  • Bisa mandiri secara finansial.
  • Bermanfaat bagi orang lain.
  • Selalu membuat bangga Bapak dan Mamah, selalu menjadi contoh yang baik bagi adik-adik.
  • Menjadi anak perempuan, kakak, sahabat, teman yang baik dan menyenangkan.
  • Mengerjakan skripsi dengan totalitas, penuh ketulusan dan hati yang ikhlas. (halah)
  • Skor TOEFL 600, sementara IELTS 7.
  • Wisuda sarjana maksimal Agustus 2015 - cumlaude.
  • Bertemu "teman" diskusi, hobi, ibadah, yang terbaik.
  • Bekerja di multinational company.
  • (atau) Bekerja/magang setahun di luar negeri.
  • (atau) Kuliah S2 di Eropa/US/Jepang dengan beasiswa full.
  • Punya passive income.
  • Go to some adorable places I've never been before.
  • Membayar uang kuliah si bontot.
  • Punya pola hidup sehat dan nutrisi seimbang.
  • 45 kg. (yatta!!)
  • Bertemu dengan banyak orang baru yang mengajarkan tentang kehidupan.
  • Berada di lingkungan baru yang membawa diri kepada kebaikan.

SHOPPING LIST WISHES
(Note: nothing but reminder)
  • Laser bekas luka dan jerawat di pipi
  • Drawing tablet
  • Harddisk External (I broke my old one)
  • Keyboard (yang alat musik, bukan alat bantu ketik)

Footnote: Most of all, 2015 won't change anything unless you do. Dan maaf untuk IndonEnglish-nya, annoying ya? Saya sedang malas berpikir keras untuk translate (Bahasa-English/English-Bahasa). Jadi apa adanya saja, ya.