Meski Mama bekerja, beliau selalu hadir 100% untuk aku dan ketiga adik laki-lakiku. Sesibuk apapun Mama, kami tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang sedikitpun. Walaupun aku dan kedua adik tidak tinggal di rumah sejak kuliah, tetapi komunikasi kami tetap berjalan selancar jalan tol. Kami jarang punya rahasia. Kami nyaman bercerita dengan Mama, karena Mama tidak suka menghakimi. Beliau ibarat tagline perusahaan asuransi, always listening always understanding. Namun tentu saja, terkadang Mama juga cerewet dan riweuh seperti ibu-ibu pada umumnya, hihi. Sementara itu, sosok yang lebih tegas di keluarga kami diambil alih oleh Bapak.
Mama yang lahir di Semarang dan lulusan dari Sastra Cina Universitas Indonesia ini menikmati pekerjaannya sebagai guru sekaligus ibu rumah tangga. Meski terkadang harus berangkat pagi-pagi sekali, beliau tidak pernah absen menyiapkan teh hangat dan sarapan untuk kami. Mama jarang mengeluh dan meminta, apalagi memaksa. Mama kuat dan tangguh. Mama ramah dan rendah hati. Mama suka belajar hal baru dengan tekun dan kreatif. Mama adalah story teller yang baik dan suka tertawa. Mama disukai banyak orang. Dari kecil aku bercita-cita, kalau sudah besar ingin menjadi sekeren Mama.
Sungguh, beliau adalah role model nomor satuku.
Sungguh, beliau adalah role model nomor satuku.
BIODATA SINGKAT MAMA
Nama lengkap: Yulia Rusianti
Nama panggilan: Nina, Laoshi, Mama
Umur: 49 tahun
Hobi: merajut, membaca buku, menonton film box office
Pekerjaan: guru Bahasa Mandarin dan ibu rumah tangga
Warna favorit: coklat dan merah marun
Makanan favorit: mie aceh dan lumpia semarang
Minuman favorit: susu
Negara yang ingin dikunjungi: Arab (ingin jadi bu hajjah), Korea dan negara-negara di Eropa (ingin lihat salju)
Film favorit: yang romantis, petualangan, kerajaan (nggak suka film capek)
***
Mama menikah umur 25 tahun, itu Mama syukuri. Bersyukur menikah umur 25 tahun karena nggak terlalu muda dan nggak terlalu tua buat berkeluarga, sekarang punya anak 4 sudah bisa jadi teman. Trus Mama mau minta Mama muda nerusin kuliah S2, karena untuk saat ini ijazah S2 itu tiket untuk kerja dimana aja, terutama kalau mau jadi dosen. Terakhir, Mama pengen jadi PNS. Karena kalau jadi PNS masa tuanya terjamin, punya uang pensiun.
Ngomong-ngomong soal menikah tadi, ketika itu apa yang membuat Mama yakin Bapak adalah orang yang tepat untuk jadi teman hidup dan Bapak dari anak-anak Mama? Apalagi Bapak yang notabene 11 tahun lebih tua dari Mama alias om om pada masanya, haha.
Bapak itu ngemong, baru pacaran udah ngasih sebagian gajinya ke Mama, bantu skripsi S1, perhatian ke Eyang sama Tante Dewi (adik Mama), pintar main alat musik, memperkenalkan banyak hal yang Mama ga pernah ngerasain atau dunia baru. Mama lebih nyaman dengan yang lebih tua karena Mama kehilangan sosok Bapak sejak kelas 1 SMP dimana Bapak Mama sayang banget sama Mama. Jadi sosok Bapak Mama ada di Bapakmu saat itu.
Gimana sih Ma, rasanya pertama kali punya anak? Pertama kali darah daging Mama dan Bapak lahir ke dunia, lewat rahim Mama sendiri?
Sueneng buanget. Pas mama ke RS periksa, trus dikasih tau hamil, Mama langsung ke telepon umum call Bapak di kantor. Pulang kantor, Mama dibawain coklat banyak banget. Trus makan masakan Jepang jadi kebiasaan, supaya anaknya pinter banyak makan ikan. Bapak perhatian banget waktu itu. Setelah Gita lahir, di rumah, di tengah bobonya, berdua ngeliatin bayi Gita. Terus Bapak bilang, kok bisa begini ya, keajaiban hehehe. Putih, cantik... Terus udah deh nggak bisa lihat baju lucu sedikit beli, apa-apa untuk Gita, kemana-mana sama Gita.. Cerewet banget, pinter nyanyi sama cengeng.
Sebagai Ibu dari empat anak yang sudah besar-besar, bagi tips parenting ala Mama dong. Buat Gita belajar juga kalau besok sudah berkeluarga, hihi.
Mama cerita aja ya. Waktu kalian umur 4 tahun, Mama ajar sendiri anak Mama baca sampai bisa, trus Mama seneng bawa anak-anak Mama ke Gramedia. Mama biarin mereka cari buku sendiri (aturannya: satu anak satu buku cerita), juga belajar untuk sharing buku yang habis mereka baca. Habis itu anak-anak Mama jadi keranjingan baca buku.
Oh iya, Mama juga suka bacain buku waktu kalian belum bisa baca. Dari bayi udah dibeliin buku. Mama pengen semua anak Mama wawasannya luas, dasarnya Mama kutu buku sih dari kecil. Waktu kalian masih kecil-kecil, Mama sampai jadi distributor buku ensiklopedi, biar dapet diskon untuk beli bukunya.
Trus Mama pengen sekali anak-anak Mama bisa musik, belilah piano kayu bekas, karena dulu Mama pengen jadi pianis tapi keluarga Mama ga mampu. Dengan musik hidup jadi nggak kaku, juga bisa merangsang kecerdasan otak. Walaupun uang nggak banyak, Mama paksain 2 anak Mama les piano, selebihnya gitar dan bass diajarin Bapak di rumah.
Parameter kesuksesan anak bagi Mama seperti apa? Harapannya Mama.
Anak-anak Mama harus bikin senang orang tua, bisa bikin orang tua bangga, dan bahagia di hari tua Mama dan Bapak.
Bagi tips deket sama anak dong, Ma.
Selalu kepo, pengen tahu apa yang kalian lakukan dan dengerin apa yang kalian curhatin dan kasih saran atau solusi. Anak ga boleh dibedain, kalo sampai ada yang merasa dibedain harus dikasih alasan kenapa saat ini Mama kasih beda dan harus sampai ngerti biar puas. Tapi alhamdulillah anak Mama baik semua. Itu harta Mama yang paling berharga, walau masih banyak PR yang harus Mama kerjakan untuk anak-anak Mama.
Sebagai anak perempuan Mama satu-satunya, Gita mau tanya, menantu laki-laki idaman Mama yang seperti apa? Hihihi.
Menantu Mama harus yang bisa bikin Gita bahagia, yang mengerti keluarga istrinya, bisa jadi imam, sayang sama Gita, dan apa yang Gita pengen dituruti.
Mama punya rencana apa nanti kalau punya cucu?
Mama pengen cucu Mama masuk sekolah bilingual, mudah-mudahan ada rejeki berlimpah ya nak. Sedari kecil sudah bisa ngaji. Mama juga mau ajarin Bahasa Mandarin, hihihi. Mama ajarin bagaimana caranya menghormati orang tua.
Mama paling kecewa sama Gita ketika apa?
Mama paling kecewa sama Gita kalau Gita lagi kerasa kepala dan nggak ngertiin Mama.
Mama paling bangga sama Gita ketika apa?
Yang bikin bangga yaitu ketika Gita cumlaude, bisa ngasih Mama duit hihihi, bisa ke Amrik kemarin, bisa kasih ijazah sarjana dan ijabsah. Hayo ditunggu ijazah dan ijabsahnya.
Menurut Mama kita berdua punya kesamaan apa yang mungkin bahkan Gita sendiri belum sadar?
Nekatnya, beraninya, keras kepalanya...
Kalau tips dan trik belajar Bahasa Mandarin yang superdupersusah itu gimana, Ma?
Mau belajar Bahasa Mandarin gampang, caranya cari guru Mandarin yang bisa bikin anak tertarik belajar Mandarin. Setelah itu, bikin mereka rajin (nulis, baca, menghafal) dengan cara menarik dan fun. Habis itu Mandarin jadi mudah deh.
Pertanyaan terakhir, ada yang Mama mau tanyain ke Gita?
Gita sayang Mama gak? Sayangnya sampai mana?
Suayang buanget, Ma. Sayangnya sampai... di akhirat nanti, Gita pengen banget bisa nganterin Mama ke surga. :')
***
Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Nulis Bareng Ibu. Tulisan lainnya dapat diakses di website http://nulisbarengibu.com