Gambar pinjam dari sini
Halo, Nak!
Ibu tidak tahu kelak kamu akan lahir ke dunia ini atau tidak. Satu rahasia Ibu sejak sebelum kamu lahir: Ibu selalu ingin punya anak perempuan. Ibu memang tidak bisa mendikte Tuhan untuk meminta kamu, tapi tidak ada salahnya bukan berangan-angan? Kamu tahu tidak, dari dulu Ibu selalu suka anak-anak perempuan. Ibu punya banyak sahabat perempuan yang baik. Ibu sayang sepupu-sepupu perempuan Ibu. Ibu bangga menjadi perempuan yang bisa berkuliah dan bekerja di antara teman-teman di lingkungan Ibu yang mayoritas laki-laki. Jika kamu sudah besar nanti, kamu akan tahu betapa keren dan menyenangkannya menjadi perempuan.
Nak,
Ibu menulis surat ini bukan karena saat ini Ibu sedang hamil. Bukan karena belum dikasih hamil sama Tuhan, tapi karena memang belum menikah saja. Bahkan mungkin Ibu belum ketemu sama ayahmu, tapi mungkin juga sudah. Yang pasti ketika kamu membaca ini, Ibu dan kamu pasti sudah tahu jawabannya. Pun Ibu yakin, rasa sayang Ayah kepadamu tidak lebih dan tidak kurang sama seperti Ibu. Percayalah bahwa kami akan selalu menyayangimu sepenuh hati.
Nak,
Ibu berdoa semoga kamu tumbuh menjadi anak yang ceria. Ceria karena hidupmu bahagia. Jika hidup kita buruk sekali pun (semoga tidak, ya), Ibu tidak akan membiarkanmu mengalami trauma masa kecil. Ketika kamu sedang bersedih, Ibu akan berusaha menghibur dan memelukmu. Ibu berjanji akan selalu menjagamu.
Ibu akan mengajarkan dan mengajakmu melakukan banyak hal untuk mengasah semua panca inderamu. Ibu akan berusaha menjadi pendengar yang setia untuk semua ocehan lucumu. Saat kamu membaca surat ini, mesin pencari online sudah semakin canggih, bukan? Karena Ibu akan berusaha mencari tahu jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan cerdasmu. Ibu akan belajar ilmu mendidik anak yang baik dari buku-buku yang akan Ibu beli di toko buku, artikel-artikel yang akan Ibu cari di internet, dan belajar dari eyang-eyangmu, serta teman-teman Ibu yang sudah punya anak lebih dulu. Ibu berjanji akan berusaha menjadi manusia yang lebih baik demi kamu.
Ibu jauh dari sempurna, jadi jangan sungkan ingatkan Ibu kalau kamu merasa apa yang Ibu lakukan kurang tepat. Semoga nanti kamu bisa selalu merasa aman dan nyaman untuk terbuka sama Ibu. Nanti kita juga sering-sering diskusi yang sehat, ya.
Nak,
jika kamu punya masalah, cobalah selesaikan sendiri dulu. Namun, jika terasa berat dan benar-benar butuh bantuan, bilang ya sama Ibu. Nanti kita cari jalan keluarnya bersama.
Jika kamu punya mimpi, kejar dan raihlah. Selama itu baik bagimu, Ibu pasti akan mendukungmu. Bagi cerita mimpi-mimpimu dengan Ibu. Nanti kita catat di kertas dengan spidol tebal atau crayon warna favoritmu, lalu kita tempel di dinding kamarmu untuk kamu baca selalu.
Meski Ibu suka cerita Cinderella dan teman-temannya dan Ibu yakin kamu juga akan suka, namun Ibu akan selalu mengingatkan, ibu peri itu adalah diri kita sendiri. Kita di masa depan adalah apa yang kita tanam dari sekarang.
Nak,
Ibu akan mengajarkanmu untuk mencintai hidup agar kamu banyak bersyukur. Ibu akan meyakinkanmu untuk mencintai diri kamu apa adanya. Tidak apa-apa jika kamu berbeda. Menjadi unik itu keren, tidak ada yang salah dengan itu. Asalkan, kamu tetap menjadi anak yang baik dan tidak merugikan orang lain. Bagaimana pun wajah dan ragamu nanti, bersyukurlah, bersyukurlah karena kamu punya Ibu yang akan selalu menyayangimu dan tidak lelah memujimu cantik. Percayalah, kamu cantik, kamu menarik, kamu berharga, kamu bidadari. Bidadari nomor satu kesayangan Ayah dan Ibu.
Dari Ayah dan Ibu sudah, sekarang giliranmu, jangan lupa selalu sayangi dan hargai dirimu sendiri. Lakukan secukupnya, jangan kurang dan tidak usah berlebihan. Mungkin tidak mudah dan akan butuh waktu, tapi pasti bisa kok kalau sering latihan. :)
Nak,
Ibu tidak akan memaksamu untuk menjadi apa yang Ibu inginkan. Ibu tidak suka dipaksa, Ibu yakin tidak ada orang yang senang dipaksa, maka Ibu tidak akan melakukannya. Kamu suka musik? Berlatihlah. Kamu suka menari? Menarilah. Kamu suka matematika? Berhitunglah. Ibu tidak akan bersusah payah mengubahnya karena minat dan bakatmu bukan tanah liat. Ibu hanya akan mendidikmu untuk menjadi pribadi yang genuine. Ibu akan membantumu sebaik mungkin untuk menggali potensi yang kamu punya. Ibu percaya bahwa apapun yang kamu lakukan, jalan apapun yang kamu ambil, jika kamu yakin dan bersungguh-sungguh, kamu akan berhasil di bidang yang kamu cintai. Belajar tegaslah dalam memilih jalan hidupmu. Pilih pergaulan yang baik. Sayangi dirimu sendiri, keluarga, dan juga Tuhanmu. Jika semua sudah kamu penuhi, kelak Ibu percaya kamu akan jadi seseorang yang bersinar di masa depan.
Nak,
sejak kamu kecil Ibu akan mengenalkanmu pada Tuhan. Tidak usah jadi fanatik. Lakukan segala sesuatu dengan hatimu. Ibu akan berusaha mengenalkan-Nya hingga sampai ke hatimu. Ibu juga masih perlu banyak belajar mengenal-Nya lebih dalam. Ibu akan terus belajar. Ibu butuh belajar agar kamu juga tidak tersesat nantinya. Kita belajar bersama, ya.
Nak,
jadilah anak yang tulus. Berbuat baiklah karena memang hatimu berkata demikian. Sayangi orang-orang yang berada di sekitarmu. Lakukan apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu, gunakan itu dalam bermasyarakat. Meski tidak harus selalu mengalah, sesekali cobalah berpikir menggunakan kacamata orang lain. Tanamkan dalam pikiranmu bahwa memandang orang lain lebih rendah, sama sekali tidak akan menjadikanmu orang yang lebih hebat darinya, justru sebaliknya. Jadilah anak yang baik dan santun, Nak. Jadilah anak Ibu yang berhati emas.
Nak,
jadilah anak yang berkepribadian lembut dan halus. Dalam berperilaku, bertutur kata. Juga jadilah anak yang jujur, tegas, dan berani. Dalam mengambil keputusan, ketika diperlakukan tidak adil. Karena, Ibu mungkin tidak selalu ada di sampingmu 24 jam setiap harinya. Jangan sungkan bercerita apa pun dengan Ibu, ibumu ini manusia fleksibel yang bisa berubah-ubah jadi seorang ibu, teman, sahabat, bahkan kekasih (yang mungkin akan kamu butuhkan di waktu dewasamu nanti). Dua hal yang harus kamu ingat: 1) Ibumu ini bukan hakim; 2) Ibumu juga manusia biasa yang pernah muda.
Nak,
sesungguhnya masih banyak yang ingin Ibu bagikan kepadamu, tapi biar Ibu simpan dulu ya hingga saatnya kita bertemu di dunia yang indah ini dan kamu mendengarnya langsung dari mulut Ibu. Saat ini mungkin kamu masih melayang-layang di surga. Mungkin juga konsepmu masih dirundingkan oleh Tuhan. Mungkin di atas sana, Tuhan dan krunya sedang merapatkan rencana warna kulitmu, jumlah tahi lalatmu, bakat alamimu. Tidak apa-apa, lahir atau tidak kamu nanti, Ibu akan selalu menyayangimu. Sampai jumpa, anakku sayang!
Peluk dan cium.
Ibumu,
Gita
Nak,
Ibu tidak akan memaksamu untuk menjadi apa yang Ibu inginkan. Ibu tidak suka dipaksa, Ibu yakin tidak ada orang yang senang dipaksa, maka Ibu tidak akan melakukannya. Kamu suka musik? Berlatihlah. Kamu suka menari? Menarilah. Kamu suka matematika? Berhitunglah. Ibu tidak akan bersusah payah mengubahnya karena minat dan bakatmu bukan tanah liat. Ibu hanya akan mendidikmu untuk menjadi pribadi yang genuine. Ibu akan membantumu sebaik mungkin untuk menggali potensi yang kamu punya. Ibu percaya bahwa apapun yang kamu lakukan, jalan apapun yang kamu ambil, jika kamu yakin dan bersungguh-sungguh, kamu akan berhasil di bidang yang kamu cintai. Belajar tegaslah dalam memilih jalan hidupmu. Pilih pergaulan yang baik. Sayangi dirimu sendiri, keluarga, dan juga Tuhanmu. Jika semua sudah kamu penuhi, kelak Ibu percaya kamu akan jadi seseorang yang bersinar di masa depan.
Nak,
sejak kamu kecil Ibu akan mengenalkanmu pada Tuhan. Tidak usah jadi fanatik. Lakukan segala sesuatu dengan hatimu. Ibu akan berusaha mengenalkan-Nya hingga sampai ke hatimu. Ibu juga masih perlu banyak belajar mengenal-Nya lebih dalam. Ibu akan terus belajar. Ibu butuh belajar agar kamu juga tidak tersesat nantinya. Kita belajar bersama, ya.
Nak,
jadilah anak yang tulus. Berbuat baiklah karena memang hatimu berkata demikian. Sayangi orang-orang yang berada di sekitarmu. Lakukan apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu, gunakan itu dalam bermasyarakat. Meski tidak harus selalu mengalah, sesekali cobalah berpikir menggunakan kacamata orang lain. Tanamkan dalam pikiranmu bahwa memandang orang lain lebih rendah, sama sekali tidak akan menjadikanmu orang yang lebih hebat darinya, justru sebaliknya. Jadilah anak yang baik dan santun, Nak. Jadilah anak Ibu yang berhati emas.
Nak,
jadilah anak yang berkepribadian lembut dan halus. Dalam berperilaku, bertutur kata. Juga jadilah anak yang jujur, tegas, dan berani. Dalam mengambil keputusan, ketika diperlakukan tidak adil. Karena, Ibu mungkin tidak selalu ada di sampingmu 24 jam setiap harinya. Jangan sungkan bercerita apa pun dengan Ibu, ibumu ini manusia fleksibel yang bisa berubah-ubah jadi seorang ibu, teman, sahabat, bahkan kekasih (yang mungkin akan kamu butuhkan di waktu dewasamu nanti). Dua hal yang harus kamu ingat: 1) Ibumu ini bukan hakim; 2) Ibumu juga manusia biasa yang pernah muda.
Nak,
sesungguhnya masih banyak yang ingin Ibu bagikan kepadamu, tapi biar Ibu simpan dulu ya hingga saatnya kita bertemu di dunia yang indah ini dan kamu mendengarnya langsung dari mulut Ibu. Saat ini mungkin kamu masih melayang-layang di surga. Mungkin juga konsepmu masih dirundingkan oleh Tuhan. Mungkin di atas sana, Tuhan dan krunya sedang merapatkan rencana warna kulitmu, jumlah tahi lalatmu, bakat alamimu. Tidak apa-apa, lahir atau tidak kamu nanti, Ibu akan selalu menyayangimu. Sampai jumpa, anakku sayang!
Peluk dan cium.
Ibumu,
Gita
No comments:
Post a Comment