Sebenarnya saya tidak begitu suka menulis review karena merasa tidak begitu pandai menulis (terutama jika lebih dari 140 karakter haha) dan cenderung kurang kritis. Namun sisi lain hati saya percaya, bisa karena terbiasa. Maka dari itu ketika mood untuk menulis muncul, beberapa kali saya mencoba memaksakan diri menulis review buku yang baru saja selesai saya baca.
Berikut adalah beberapa review yang pernah saya post di akun goodreads saya. Tidak panjang. Tidak tajam. Sekedar unek-unek. Karena bagi saya, blog dan media sosial seperti goodreads adalah lahan untuk meng-upgrade writing skill yang paling menyenangkan :)
1) Entrok
(rating saya: 4/5)
Sempat tertipu sebentar dengan cover dan judul buku (entrok=bra), Entrok merupakan novel karangan Okky Madasari yang menyenangkan untuk dibaca. Membuat jatuh cinta sekaligus benci. Jatuh cinta dengan sosok perempuan kuat bernama Marni dan benci dengan rezim zaman orde baru--zaman dimana orang-orang yang tidak punya kuasa tunduk pada hukum dan tidak bisa melakukan perlawanan sedikit pun meski mereka tidak bersalah.
Usai membaca bab terakhir, saya membaca ulang bab pertama dan sukses dibuat menangis, seketika ingin menghubungi ibu di rumah untuk sekedar berterima kasih sudah membesarkan anaknya dengan baik dan sepenuh hati.
Usai membaca bab terakhir, saya membaca ulang bab pertama dan sukses dibuat menangis, seketika ingin menghubungi ibu di rumah untuk sekedar berterima kasih sudah membesarkan anaknya dengan baik dan sepenuh hati.
2) Sufi Nyentrik dan Misteri Kota Terlarang
(rating saya: 4/5)
3) Sunshine Becomes You(rating saya: 3/5)Novel Ilana Tan pertama yang saya baca dan membuat saya langsung jatuh cinta dengan cerita supermanis, ringan, dan gaya bahasa ala novel terjemahannya. Selama membaca, yang terlintas di bayangan saya adalah film drama romantis era 90-an dengan latar Amerika jaman itu yang membuat saya mudah sekali terlarut dalam alurnya.Endingnya sebenarnya sudah tertebak di tengah cerita, namun tetap sukses membuat hanyut beberapa detik setelah selesai membaca. Rasanya seperti ingin merobek beberapa lembar bab terakhir, lalu menggantinya dengan ending yang saya inginkan hihi. Saya rasa setelah ini tetralogi 4 musim Ilana menjadi sesuatu yang wajib saya baca.Ngomong-ngomong, saya agak underestimate dengan filmnya. Tapi kita lihat saja ya.
4) 23 Episentrum
(rating saya: 3/5)
Dua buku dalam satu sampul (satu novel dan satu antologi 23 biografi singkat) yang seharusnya berada di rak buku motivasi ini berisi cerita yang dekat dengan keseharian kita. Rasanya seperti sedang membaca blog inspiratif atau mendengar curhatan teman. Meski saya lebih menikmati novel pertama Adenita, 9 Matahari, banyak nilai moral yang bisa dipetik selama membaca novel keduanya ini.
Saya menemukan dua kutipan menarik yang menggambarkan buku ini, "Lakukan kebaikan dan lupakan" dan "Berjalan, bekerja, dan hiduplah dengan keputusan yang diambil dari hati".
Buku ini cocok bagi yang sedang krisis motivasi ataupun yang masih bingung dengan passionnya dalam disiplin ilmu maupun pekerjaan.
(rating saya: 5/5)
Buku karangan Adhitya Mulya ini bercerita tentang seorang Bapak bijak yang memiliki kemampuan dan bakat planning luar biasa dalam menjalani hidup (bahkan ia mempersiapkan dengan matang apa saja yang bisa ia lakukan ketika ia sudah tidak ada di dunia). Di dalam buku ini, peran Si Bapak juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Maka dari itu saya tidak segan untuk turut mengkampanyekan buku ini kepada para laki-laki dan calon bapak di luar sana. Hehehe.
Butuh waktu seharian bagi saya untuk menyelesaikan buku bagus ini. Sebenarnya bisa selesai lebih cepat mengingat buku ini tidak terlalu tebal dan dikemas dalam alur dan bahasa yang sangat ringan untuk dinikmati. Namun ada banyak kutipan yang membuat saya berhenti untuk berpikir sejenak, kalimat yang rasanya meminta saya untuk membacanya berulang-ulang sampai hati saya berhasil menyerapnya sebelum melanjutkan ke kalimat selanjutnya.
Dan kabar yang beredar dari linimasa si penulis, novel ini juga akan segera difilmkan. Buku bagus yang akan divisualisasikan oleh sutradara selalu berhasil membuat deg-degan ya. Film imajinasi yang telah diputar di kepala selama membaca seakan terlalu idealis dan belum rela untuk diduakan. But again, let us see.
*****
Catatan kaki:
Semoga besok-besok saya bisa baca lebih banyak buku, review lebih sering dan lebih baik lagi. Ngomong-ngomong, post ini editable. Saya berencana untuk menambahnya sewaktu-waktu. :D
No comments:
Post a Comment