Pic source: this
Hola! Saya baru saja tergugah untuk membuat post ini setelah membaca artikel hipwee yang ini. Iya, our local buzzfeed yang lagi hits banget di kalangan anak muda itu. Tema artikelnya yang kekinian dan merefleksikan kebutuhan anak muda membuat tautannya dapat ditemukan di timeline sosial media kita dengan mudah.
Di sini saya juga mau berbagi cara hemat ala saya yang selama ini saya lakukan semenjak tinggal di Jogja dengan mental mahasiswa. Semoga setelah saya membuat post ini tidak ada yang menganggap saya pelit ya, saya ga pelit kok, beneran. Haha apasih. Let’s straight things out about me: I’m not rich. Everything you see from the outside doesn’t always really define myself. Orang tua saya juga selalu mengingatkan untuk hidup sederhana dan tidak menghambur-hamburkan uang dengan mudah. Selama saya masih hidup dengan menggunakan uang mereka, tentunya saya harus turut memegang prinsip itu.
Dengan uang jajan tidak banyak (tapi saya sangat bersyukur sekali masih dipasoki uang jajan, banyak yang tidak lebih beruntung dari saya), saya benar-benar ingin ini ingin itu banyak sekali yang kesemuanya adalah kebutuhan tersier kalau kata pak guru jaman SD. Karena tambahan uang dari freelance juga datangnya tidak menentu, maka saya putar otak untuk mendapatkan kesenangan dengan budget limit yang saya miliki.
Dengan uang jajan tidak banyak (tapi saya sangat bersyukur sekali masih dipasoki uang jajan, banyak yang tidak lebih beruntung dari saya), saya benar-benar ingin ini ingin itu banyak sekali yang kesemuanya adalah kebutuhan tersier kalau kata pak guru jaman SD. Karena tambahan uang dari freelance juga datangnya tidak menentu, maka saya putar otak untuk mendapatkan kesenangan dengan budget limit yang saya miliki.
1. Berburu kartu perdana/tempat akses wifi gratis
Kemewahan internet gratis tanpa batasan bisa saya dapat di kampus, perpustakaan kampus, perpustakaan kota, dan lainnya. Sementara itu, untuk kebutuhan internet di luar itu, dengan kebutuhan yang lumayan besar karena terbiasa menghabiskan minimal 8 jam di depan laptop setiap harinya, biasanya saya membeli paket kuota yang akan kadaluarsa. Paket telkomsel 2,5 GB untuk 2 minggu dengan Rp20.000? Cukup lah.
Kemewahan internet gratis tanpa batasan bisa saya dapat di kampus, perpustakaan kampus, perpustakaan kota, dan lainnya. Sementara itu, untuk kebutuhan internet di luar itu, dengan kebutuhan yang lumayan besar karena terbiasa menghabiskan minimal 8 jam di depan laptop setiap harinya, biasanya saya membeli paket kuota yang akan kadaluarsa. Paket telkomsel 2,5 GB untuk 2 minggu dengan Rp20.000? Cukup lah.
2. Download video karaoke di youtube
Saya suka sekali bernyanyi. Tapi mengingat karaoke itu salah satu hal mewah (kecuali ditraktir) yang tidak dapat sering-sering dilakukan, maka saya mendownload banyak sekali video karaoke dari youtube. Tinggal buka youtube, ketikan di kolom search, "[lagu yang ingin dicari] + karaoke" dan taraaa! Saya bisa karaoke sepuasnya sampai batuk-batuk keselek. Tidak jarang saya mengajak teman-teman untuk karaoke bareng dengan koleksi video karaoke di laptop. Big thanks to youtube founder, I owe you!
Saya suka sekali bernyanyi. Tapi mengingat karaoke itu salah satu hal mewah (kecuali ditraktir) yang tidak dapat sering-sering dilakukan, maka saya mendownload banyak sekali video karaoke dari youtube. Tinggal buka youtube, ketikan di kolom search, "[lagu yang ingin dicari] + karaoke" dan taraaa! Saya bisa karaoke sepuasnya sampai batuk-batuk keselek. Tidak jarang saya mengajak teman-teman untuk karaoke bareng dengan koleksi video karaoke di laptop. Big thanks to youtube founder, I owe you!
3. Download tutorial zumba di youtube
Olahraga adalah pelipur lara paling mujarab nomor dua setelah tidur. Mengapa saya memilih zumba sebagai olahraga favorit? Karena zumba adalah senam yang dipadukan dengan tarian. Ketika menari orang akan merasa bahagia, bebas, lepas. Saya pun merasakan hal yang sama. Di dekat kos ada sanggar senam yang sedang digandrungi mahasiswi-mahasiswi Jogja. Kalau tidak salah, mereka menyediakan paket zumba seharga Rp35.000 sekali datang dan sekitar kurang lebih Rp200.000 untuk menjadi member. Saya dan anak-anak kos suka-olahraga-tapi-oportunis mendownload banyak video zumba di youtube dan biasanya di sore hari yang cerah kami zumba di ruang tamu kos dengan ceria. Socialize and work out at once, dan yang paling penting: hemat! Keuntungan lainnya, saya juga berhemat uang laundry, karena bisa olahraga dengan baju tidur semalam. Di 2015 ini saya mau expand ke yoga lewat video-video youtube yang sudah saya download, doakan semoga istiqomah ya! Haha.
4. Rental novel/komik dan membeli majalah bekas
Orang tua saya mengenalkan anak-anaknya banyak bacaan (buku dongeng, komik, koran, majalah, novel, ensiklopedi, dll) sedari kecil, dimulai dari kebiasaan hingga akhirnya kegiatan membaca berubah menjadi kebutuhan. Di balik itu semua, saya tidak punya uang banyak untuk selalu membeli buku-buku yang ingin saya baca. Maka dari itu, saya punya rental buku langganan (dengan harga sewa 10% dari harga buku aslinya) dan teman-teman gemar membaca yang memiliki anggaran lebih untuk membeli buku. Untuk yang kedua, dibutuhkan teknik marketing handal untuk membujuk si teman agar membeli buku yang kita inginkan. Iming-imingi review positif goodreads dan tunjukkan keyakinan 100% bahwa buku yang kita rekomendasikan itu worth to buy. Lalu setelah ia beli, ambil nomor antri 1 untuk meminjam. Hihihi I really did it so many times. Kadang ketika bosan saya juga suka pergi ke Gramedia Sudirman untuk sekedar duduk-duduk sambil membaca buku yang sampul plastiknya sudah terbuka. Oh iya, satu lagi. Saya punya kebiasaan iseng sejak SMA, yakni membeli majalah bekas. Kalau di Jogja saya biasa berburu majalah bekas di pelataran parkir Toko Merah Jakal. Dengar-dengar koleksi majalah bekas di Shopping (dekat Malioboro) sangat lengkap, tapi saya belum pernah coba. Sementara di Bekasi saya biasa beli di salah satu ruko (lupa namanya) di lantai dasar Bekasi Square. Resiko out of date sudah jelas, tapi toh konten yang diserap sama saja. Dan kabar gembiranya adalah dengan anggaran satu majalah baru, saya bisa mendapatkan lima majalah bekas, bahkan lebih.
Orang tua saya mengenalkan anak-anaknya banyak bacaan (buku dongeng, komik, koran, majalah, novel, ensiklopedi, dll) sedari kecil, dimulai dari kebiasaan hingga akhirnya kegiatan membaca berubah menjadi kebutuhan. Di balik itu semua, saya tidak punya uang banyak untuk selalu membeli buku-buku yang ingin saya baca. Maka dari itu, saya punya rental buku langganan (dengan harga sewa 10% dari harga buku aslinya) dan teman-teman gemar membaca yang memiliki anggaran lebih untuk membeli buku. Untuk yang kedua, dibutuhkan teknik marketing handal untuk membujuk si teman agar membeli buku yang kita inginkan. Iming-imingi review positif goodreads dan tunjukkan keyakinan 100% bahwa buku yang kita rekomendasikan itu worth to buy. Lalu setelah ia beli, ambil nomor antri 1 untuk meminjam. Hihihi I really did it so many times. Kadang ketika bosan saya juga suka pergi ke Gramedia Sudirman untuk sekedar duduk-duduk sambil membaca buku yang sampul plastiknya sudah terbuka. Oh iya, satu lagi. Saya punya kebiasaan iseng sejak SMA, yakni membeli majalah bekas. Kalau di Jogja saya biasa berburu majalah bekas di pelataran parkir Toko Merah Jakal. Dengar-dengar koleksi majalah bekas di Shopping (dekat Malioboro) sangat lengkap, tapi saya belum pernah coba. Sementara di Bekasi saya biasa beli di salah satu ruko (lupa namanya) di lantai dasar Bekasi Square. Resiko out of date sudah jelas, tapi toh konten yang diserap sama saja. Dan kabar gembiranya adalah dengan anggaran satu majalah baru, saya bisa mendapatkan lima majalah bekas, bahkan lebih.
6. Copy film di warnet
Sepertinya bisa dihitung dengan jari berapa kali saya menonton film di bioskop Jogja selama lima tahun ini. Kadang-kadang saya menonton karena saya benar-benar suka filmnya atau sedang ingin quality time dengan partner menonton (yang notabene hampir selalu teman-teman perempuan haha) atau untuk self-reward setelah menyelesaikan suatu misi. Tapi, ini Jogja! Kota yang menyediakan apa saja yang orang-orang seperti saya butuhkan. Instead of download, ada beberapa warnet superhotspot yang menyediakan database film-film super update. Mulai dari series, film, reality show, bahkan video klip pun mereka sediakan. Tinggal mencolok harddisk di CPU selama dua jam, saya sudah bisa dapat 20 film dengan kualitas HD yang sangat ingin saya tonton. Saya juga tidak perlu menyediakan oleh-oleh mahal dari Jogja setiap kali pulang ke rumah, karena biasanya adik-adik dan teman-teman saya hanya request beberapa list film yang ingin mereka tonton untuk saya copy. Haha bye bye bakpia!
Sepertinya bisa dihitung dengan jari berapa kali saya menonton film di bioskop Jogja selama lima tahun ini. Kadang-kadang saya menonton karena saya benar-benar suka filmnya atau sedang ingin quality time dengan partner menonton (yang notabene hampir selalu teman-teman perempuan haha) atau untuk self-reward setelah menyelesaikan suatu misi. Tapi, ini Jogja! Kota yang menyediakan apa saja yang orang-orang seperti saya butuhkan. Instead of download, ada beberapa warnet superhotspot yang menyediakan database film-film super update. Mulai dari series, film, reality show, bahkan video klip pun mereka sediakan. Tinggal mencolok harddisk di CPU selama dua jam, saya sudah bisa dapat 20 film dengan kualitas HD yang sangat ingin saya tonton. Saya juga tidak perlu menyediakan oleh-oleh mahal dari Jogja setiap kali pulang ke rumah, karena biasanya adik-adik dan teman-teman saya hanya request beberapa list film yang ingin mereka tonton untuk saya copy. Haha bye bye bakpia!
7. Manfaatkan GMC
Kembali ke olahraga yang bisa membuat tubuh sehat, tidak mudah sakit dan hati lebih bahagia, saya bersyukur berkuliah di UGM yang menyediakan GadjahMada Medical Center (GMC). Tidak jarang juga saya mengikuti kelas Body Language, Yoga, dan Fitness yang disediakan (free, kecuali untuk fitness bayar 3.000 perak). Sure, I save a lot of money for them. Oh iya, GMC juga menyediakan pengobatan gratis ketika sakit dan untungnya saya tidak pernah ada masalah dengan obat generik. Lovable banget deh.
Kembali ke olahraga yang bisa membuat tubuh sehat, tidak mudah sakit dan hati lebih bahagia, saya bersyukur berkuliah di UGM yang menyediakan GadjahMada Medical Center (GMC). Tidak jarang juga saya mengikuti kelas Body Language, Yoga, dan Fitness yang disediakan (free, kecuali untuk fitness bayar 3.000 perak). Sure, I save a lot of money for them. Oh iya, GMC juga menyediakan pengobatan gratis ketika sakit dan untungnya saya tidak pernah ada masalah dengan obat generik. Lovable banget deh.
8. Merawat diri di salon murah idaman
Sebagai perempuan biasa yang membutuhkan tangan-tangan terampil untuk merawat diri, saya punya salon langganan untuk potong rambut. Namanya Salon Rinjani, di daerah Jakal. Sejauh ini hasilnya tidak pernah mengecewakan. Just imagine, potong rambut hanya dengan mengeluarkan kocek 5.000 perak. Sementara itu saya pernah potong poni di salon random di Jogja dan dikenai harga jackpot Rp30.000. Kadang kalau sedang ada uang lebih (misal baru dapat fee proyek freelance) dan ingin perawatan head-to-toe, ada Salon Flaurent yang menyediakan paket mini spa Rp125.000 untuk hair spa, body spa, sauna, dan pedicure/menicure (optional). Ah Jogja, can't ask for more lah.
Catatan kaki: Setelah curhat dengan konsultan keuangan pribadi (baca: teman yang berkuliah di fakultas ekonomi), saya masih kesusahan untuk mengontrol keinginan makan. Yang mana kalau untuk berhemat dalam urusan satu ini, saya payah sekali. Hehehe. Kalau belanja? Saya biasa belanja barang ditemani ibu saya, jadi selama di Jogja ini, aman terkendali.
Sebagai perempuan biasa yang membutuhkan tangan-tangan terampil untuk merawat diri, saya punya salon langganan untuk potong rambut. Namanya Salon Rinjani, di daerah Jakal. Sejauh ini hasilnya tidak pernah mengecewakan. Just imagine, potong rambut hanya dengan mengeluarkan kocek 5.000 perak. Sementara itu saya pernah potong poni di salon random di Jogja dan dikenai harga jackpot Rp30.000. Kadang kalau sedang ada uang lebih (misal baru dapat fee proyek freelance) dan ingin perawatan head-to-toe, ada Salon Flaurent yang menyediakan paket mini spa Rp125.000 untuk hair spa, body spa, sauna, dan pedicure/menicure (optional). Ah Jogja, can't ask for more lah.
Catatan kaki: Setelah curhat dengan konsultan keuangan pribadi (baca: teman yang berkuliah di fakultas ekonomi), saya masih kesusahan untuk mengontrol keinginan makan. Yang mana kalau untuk berhemat dalam urusan satu ini, saya payah sekali. Hehehe. Kalau belanja? Saya biasa belanja barang ditemani ibu saya, jadi selama di Jogja ini, aman terkendali.
Salon rinjani khusus perempuan atau campur ya kak?
ReplyDelete