I used to love attending music concerts...
Sampai tiap kali berdesak-desakan di tengah lautan manusia, kepala auto pusing, badan rasanya rontok semua, telinga mendadak budeg, dan hidung harus rela menahan napas karena bau keringat bercampur jadi satu.
Sampai akhirnya menyesal keluar uang lumayan, cuma karena FOMO. Bisa sing along dua lagu, tapi sisanya? Nggak ngefans-ngefans amat, kursi penonton kejauhan alias penyanyinya cuma kelihatan sebesar ibu jari, capek nunggu, dan perjalanan pulang terasa lebih panjang dari biasanya.
Sampai suatu hari, seorang teman tanya sepulang menonton konser penyanyi idola saya, "Mending mana, dengerin langsung atau pakai headset pas lagi sendirian di tempat sepi?" dan buat saya merenung.
Sampai sadar... menikmati lagu di mobil sewaktu hujan, sambil jalan kaki keliling kompleks, di bawah shower, atau menjelang tidur dengan mata terpejam—itu jauh lebih bermakna bagi saya yang sudah mulai jompo dan dari kelas menengah in this economy.
Kecuali, nonton konsernya sambil duduk, posisi kursinya strategis, artist-nya saya ngefans banget, lagu-lagunya saya kenal dengan baik semua, track record promotornya oke, harga tiketnya cocok dengan kondisi dompet saya, dan ada yang bersedia dititipin anak sebentar, gas ngeng! 🏃♀️💨
Catatan kaki: Post ini ditujukan untuk saya sendiri sebagai bentuk self-reminder yang wajib dibaca di kala rindu nonton konser melanda.